Pada 23 November 1959, APRI atau TNI membentuk operasi militer pertama yang disebut Operasi Delima selama 15 hari dan menewaskan beberapa anggota DI/TII Kalimantan Selatan.
Setelah itu, TNI membentuk Operasi Segi Tiga pada 10 Maret 1960. TNI tahuI bnu Hadjar dapat bertahan lama dikarenakan perdagangan barter dengan penduduk.
Pemerintah menerapkan larangan kepada penduduk untuk pergi ke ladang dan hutan yang dikuasai oleh pasukan Ibnu Hadjar. Akibatnya pasukan ini sulit mendapatkan pasokan makanan.
Terakhir, TNI membentuk Operasi Riko, yaitu sebuah operasi militer sebagai reaksi atas persembunyian Ibnu Hadjar di dalam hutan. Operasi Riko pun membuat pasukan Ibnu Hadjar harus mundur kembali ke selatan.
Baru pada Juli 1963 Ibnu Hajar dan anak buah menyerah. Â Awal September 1963 dia ditangkap dan Maret 1965 diadili pengadilan milter dan djatuhi hukuman mati.
Ibnu Hadjar memang tercatat sebagai pemberontak melawan Indonesia, tetapi apa yang dilakukannya demi sebuah solidaritas sosial terhadap anak buahnya. Dia mengambil semua risiko itu. Â Walaupun di mata Republik, cara yang dilakukan salah.
Irvan Sjafari
Sumber:
C. Van Dijk, Darul Islam: Sebuah Pemberontakan, Jakarta: Grafiti Press, Cetakan III 1993
Diana Novita Sri dan kawan-kawan, "The Spirit of Nationalism of the Banjar People on the Proclamation  of 17th May 1949" dalam The Kalimantan Social Studies Journal, Vol. 4, (1), October 2022.
Yusliani Noor, Hassan Basry dan Ibnu Hadjar Serta Mitos Harta Karun Ibnu Hadjar dalam makalah Seminar Nasional Kesejarahan, Program Studi Pendidikan Sejarah  FKIP Universitas Lambung Mangkurat, 2017