Besluit Sekretaris Negara Urusan Dalam Negeri tertanggal 5 November 1949 menetapkan di Kalimantan Selatan polisi diberikan tanggungjawab menjadi alat kekuasaan daerah dalam memelihara ketertiban dan keamanan.
Pada 10 November 1949 ALRI Divisi IV yang menjadi kekuatan utama dalam melawan Belanda di Kalimantan Selatan resmi namanya  menjadi Divisi Lambung Mangkurat.  Sekalipun yang ditunjuk menjadi komandannya adalah Hassan Basry, salah seorang pimpinan geriliyawan yang punya karismatik.
Peresmian dilaksanakan di Kandangan oleh Letkol Sukanda Bratamanggala  membacakan dan dibacakan pesan tertulis Menteri Pertahanan RI Letjen l Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Sayangnya tidak semua para geriliyawan bisa ditampung dalam Divisi Lambung Mangkurat . Yang tidak bisa ditampung  dikembalikan ke masyarakat dan diberi pesangon Rp50 ribu dan kain 3 meter persegi.
ALRI Divisi IV Melawan Belanda
Padahal ALRI Divisi IV adalah organisasi yang anggotanya adalah para gerilyawan, sebagian besar adalah relawan muda, dari berbagai etnis kelompok selama ada satu tujuan untuk melawan NICA. Benteng mereka adalah Hulusungai yang tidak bisa ditembus Belanda.
ALRI Divisi IV dibentuk 4 April 1946 yang merupakan gabungan Pesindo, pimpinan Husin Hamsjah, Firmansyah (wakil), Damansyah serta Ikatan Perjuangan Kalimantan. Awalnya perlawanan dilakukan  geriliyawan Laskar Saifullah dengan pimpinan Hasan Basry, seorang guru agama Muslim di Ponorogo, asal Kandangan tempat dia dilahirkan sekitar 1922.  Namun banyak kelompok ini ditangkap tentara pada awal Perang Kemerdekaan.
Para emigran dari Kalimantan di Jawa terus mengirim ekspedisi dari Jawa. Walaupun akibat blokade laut belanda menyulitkan, pada akhir 1946 sebanyak 1.500 orang kembali mencapai Kalimantan. Â
ALRI Divisi IV tumbuh menjadi suatu tentara modern yang lengkap persenjataannya. ALRI divisi IV membuat sulit Belanda dan kolaborator Indoneia.Â
Belanda mungkin melakukan perjlanan ke ppedalaman dengan pengawalan bersenjata, Â Di Banjarmasin sendiri mereka harus waspada terhadap serangan geriliyawan sewaktu-waktu.
ALRI Divisi IV tidak suka rakyat pergi ke pemerintahahan Belanda untuk minta surat izin atau minta bantuan lain kecuali hal-hall mutlak perlu. Mereka berani menyerukan pemogokan pegawai pada 30 Agustus 1949 dan tidak takut pada ancaman Belanda gaji tidak akan dibayar,.