Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Nike Ardilla, Abadinya Sang Bintang Kehidupan

9 Oktober 2023   22:35 Diperbarui: 9 Oktober 2023   22:38 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inphttp://indolawas.blogspot.com/2008/05/nike-ardilla-bintang-kehidupan.htmlut sumber gambar

Hadirnya Nike Ardilla The Series produksi Aletta Pictures  dan menurut rencana  tayang secara streaming di Stro TV pada Oktober ini membuktikan pelantun Bintang Kehidupan itu mempunyai daya tarik kuat  lintas generasi. Mengapa?

Dalam trailernya, jelas serial streaming ini mencoba mengupas kehidupan Nike di panggung hingga kehidupan sehari-hari. Bagaimana dia tertidur ketika jam pelajaran karena kesibukannya menyanyi, menjadi omongan dan cibiran ada artis di sekolah. 

"Musik adalah kebahagian buat Nike," demikian narasi Nike yang diperankan Zoe Abbas Jackson.  Dalam trailer juga ada kata kunci capek, lelah dalam dialog-dialognya kemungkinan menggambarkan pada kehidupan Nike.

Rumor pembuatan film layar lebarnya bahkan sudah beredar di media sosial sejak beberapa tahun sebelumnya. Namun belum pernah terbukti benar-benar terlaksana.

Bagi saya sendiri ada tiga penyanyi perempuan asal Bandung yang punya tempat yang spesial, baik secara pribadi maupun sepanjang sejarah romantis, kognitif dan emosional dengan kota kembang ini.

Dua di antaranya dipastikan mendapat tempat spesial dalam rencana penulisan sejarah Bandung versi pribadi, yang kalau tak ada aral melintang saya coba bukukan. Sementara yang ketiga saya pernah tulis di Kompasiana dan masih saya amati perkembangannya.

Perjalanan karir musik maupan kisah hidup mereka pas untuk menggambarkan secara romantis kota Bandung dan lagu-lagunya  mendapat tempat di hati saya karena mempunyai makna, bahkan beberapa di antaranya mewakili saya.

Yang pertama adalah Yura Yunita, yang tumbuh di era 2010-an dan yang kedua adalah Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau dikenal sebagai Nike Ardilla di era 1990-an.  Menurut saya pribadi sejarah romantis Bandung terbagi dalam berapa babak, yaitu era 1930-an, 1950-an, 1970-an, 1990-an dan 2010-an.

Kalau Yura Yunita sudah banyak saya tulis di Kompasiana, namun yang saya kasih contoh adalah tulisan saya pertama tentang Yura pada 2014 berangkat dari keyakinan saya, bahwa dia akan besar. 

Sementara Nike Ardilla hanya sekali kalau tidak salah, dari keyakinan saya walaupun penyanyi meninggal muda akibat kecelakaan pada 19 Maret 1995, tetapi dia akan tetap "hidup". Dia meninggal dalam usia 19 tahun ketika sedang berada di puncak ketenarannya.

Secara umum era 1990-an dalam sejarah, dari sudut teknologi ialah era transisi dari analog ke digitalisasi. Ponsel dan internet baru dikenal dan menjadi "barang mewah".  Pada era itu televisi swasta booming memberikan kesempatan luas bagi mereka yang ingin berkarir di jagat hiburan, baik sebagai penyanyi maupun di dunia akting bahkan keduanya.

Bandung juga mengalami perubahan di antaranya munculnya mal untuk pertama kalinya, Bandung Indah Plaza, mendukung kawasan Purnawarman dengan toko Buku Gramedia dengan cepat membuat kawasan Merdeka menggeser kawasan Alun-alun Timur sebagai pusat gaya hidup. Distro-distro pun menjadi tren.  Sementara untuk musik GOR Saparua menjadi sentra utamanya.

Radio-radio menjadi booming, seperti Ardan, OZ, MGT, GMR, Baramuda memberikan kesempatan bagi penyanyi untuk mempromosikan lagu dan para penggemarnya bisa melakukan permintaan.  Pada saat inilah band-band indie bermunculan dari berbagai genre,mulai dari Burgerkill hingga Cokelat. Nike Ardilla muncul bersama  sejumlah penyanyi dalam gelombang era 1990-an ini.  


Dari Nike Ratnadilla ke Nike Ardilla

Pada 1987, Nike diajak ibunya ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMi) asuhan Jajat Paramor. Ketika itu ia msih menggunaan nama Nike Ratnadilla.  Ia kemudin dipertemukan oleh Deni Kantong selaku guru vokal dan Denny Sabri selaku manajernya. Pertemuan Nike Ratnadilla dengan Denny Sabri membuahkan nama yang baru yaitu Nike Astrina.

Nike Astrina akhirnya menjadi seorang penyanyi melalui  tangan Denny Sabri dan merilis single "Lupa Diri" yang  masuk pada album keroyokan "Bandung Rock Power" pada 1987, akan tetapi single tersebut belum melambungkan namanya.

Sekitar 1988, Nike rekaman album solo pertamanya di label JK Record. Saat itu ia masih menggunakan nama panggung Nike Astrina. Namun album itu tidak jadi dirilis karena Nike dianggap masih dibawah umur. Fakta uniknya album tersebut baru dirilis pada 2013.

Pada 1989 ia dipertemukan oleh musisi Deddy Dores dan merilis album slow rock pertamanya yang bertajuk Seberkas Sinar dan namanya mulai terangkat hingga mengganti nama panggungnya menjadi NIke Ardilla. 

Juara Favorit Gadis Sampul 1990 ini  mempunyai vokal yang kuat dan lagu-lagu yang bermakna. Dia sering kali menyanyikan lagu-lagu dengan tema percintaan, kesedihan, dan kehidupan remaja yang memikat banyak pendengar. 

Single utamanya, yang juga berjudul "Seberkas Sinar", menjadi lagu yang sangat populer dan mengangkat nama Nike Ardilla. Suaranya yang kuat dan emosional, serta penampilannya yang karismatik, membuatnya menjadi idola bagi banyak penggemar musik di Indonesia.

Tahun 1990 memang awal karirnya bersinar. Pada tahun itu dia masih berusia 15 tahun ketika berbagai media cetak memelihnya  sebagai bintang tahun 1990.  Setelah membintangi film Lupus IV, misalnya, Nike tampil lagi di depan kamera dalam film Olga. Jadwal show-nya pun cukup ketat. Paling tidak dalam satu minggu, ia harus tampil dua kali.

"Tak terbayangkan, putri bungsu saya ini bisa menyanyi dan memperoleh bayaran sedemikian besar. Gaji saya sendiri hanya sepersekiannya," kata sang ayah, yang karyawan PJKA kepada Kompas, 6 Januari 1991.

Pada 3 November 1991  Nike Ardila (15) mengikuti  Festival Lagu Populer Asia di Shanghai. Dia bertanding dalam kategori New Singer Contest dan membawakan hitsnya bertajuk Bintang Kehidupan. Hasilnya  debutannya sangat membanggakan, meraih Juara II seperti diberitakan Kompas 7 November 1991. Nike meraup hadiah 200 ribu Yen.

Sejarawan dari Jurusan Pendidikan Ilmu Sejarah dari Universitas Negeri Surabaya Ichvani Nur Rahmadani dalam tulisannya bertajuk "Perkembangan Musik Rock Nike Ardilla 1984-1985" dalam Jurnal Avatara e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 3, Oktober 2015  mengungkapkan Nike Ardilla sejak awal dipersiapkan untuk menjadi penerus Nicky Astria.

Pada perkembangannya, lain Nicky Astria lain pula Nike Ardilla, mereka memiliki perbedaan genre walaupun masih menggunakan unsur genre rock yaitu jika pada Nicky Astria lebih condong ke jenis musik rock. Jika pada karakter suara Nike Ardilla juga melengking sama dengan Lady Rocker lainnya namun perbedaannya karakter suara Nike Ardilla masih jernih dan tergolong merdu serta mudah dikenali.

Genre Nike Ardilla sebenarnya adalah pop, tetapi perkembangan karir musiknya mengantarkan Nike Ardilla populer dengan lagu-lagu bergenre PopRock. Musik-musik Nike Ardilla tidak terpaku oleh satu jenis musik saja seperti subgenre PopRock yang selalu dikaitkan dengan lagu-lagu Nike Ardilla. Karakter lagu-lagu Nike Ardilla jika didengarkan memang kadang terdengar mellow. 

Karakter yang khas ini rupanya yang membuat suara Nike tidak lekang dimakan zaman. Dia menjadi bagian dari perjalanan musik rock di Indonesia, khususnya di kota Bandung yang punya banyak subgenrenya.

Fan Base 

Bukti nyata bahwa rocker pop tersebut masih mempunyai kekuatan ialah fan basenya yang mampu bertahan lebih dari tiga puluh tahun.  Sejarah membuktikan eksistensi seorang penyanyi atau pun grup musik terletak kepada kemampuannya memikat penggemarnya, hal itu terjadi misalnya pada band rock asal Inggris The Beatles.

Di Indonesia terdapat sejumlah band yang mencover lagu-lagu band tersebut, sekalipun band itu sudah tidak aktif lagi dan berapa personelnya sudah meninggal. Masing-masing band termasuk punya penggemarnya dan sudah pasti penggemar The Beatles. 

Sejumlah lagu band itu milik sepanjang masa seperti Imagine, Let It Be, karena makna yang mendalam.  Lagu Imagine bukan hanya lagu cinta tetapi lagu perdamaian. Sementara lagu Let It Be berbicara tentang ketegaran.

Nike Ardilla Fans Club (NAFC) diresmikan di Bandung dan dihadiri kurang lebih 2.500 orang pada 9 September 1990. NAFC adalah fans club pertama dan terbesar di Indonesia. Saat kepergiaan Nike, fans club ini tidak bubar, malah makin solid dan bertambah jumlahnya. 

Dari generasi 1990-an para fansnya mewujudkan kecintaanya pada Nike dengan berbagai cara. Kakak beradik Muhammad Takdir dan Emil Husein mendirikan Rumah Makan Nike Ardilla pada 2001 di Plolewali, Mandar, Sulawesi Barat.  

Menu-menunya melekat dengan lagu yang dinyanyikan Nike seperti Ayam Panggang Nyalakan Api, Sate Ayam Seberkas Sinar, Nasi Goreng Bintang Kehidupan  seperti ditulis di Nova 27 Maret 2005. Pelanggan menyaksikan aneka koleksi benda-benda penyanyi legendaris almarhum Nike Ardilla.

Media massa kerap melaporkan Nike seorang yang ramah terhadap penggemarnya.  Kompas 3 Juni 1990 menyampaikan suatu siang Nike sedang jenuh dan enggan menerima kedatangan siapa pun, Hatinya lumer  ketika  berhadapan  dengan enam bocah bereragam sekolah bertelanjang kaki yang menunggu dengan setia di halaman pagar rumah. Nike pun beranjak menemui mereke keluar rumah.  

Fans dari Nike menjadi tema penelitian Stella dan Suzy. S. Azeharie  dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara bertajuk "Studi Budaya dalam Komunitas Fans Club Nike Ardilla di Jakarta: Fanatisme Penggemar  Nike Ardilla" dalam Koneksi Volume 2 Nomor 2, Desember 2018. 

Kedua peneliti menyebutkan identitas  budaya  Nike  Ardilla Fans  Club dapat  dilihat  melalui  kesamaan  akan  gaya  busana  dan  model  rambut  Nike  Ardilla pada  saat  menghadiri  suatu  acara   yang  berkaitan  dengan  Nike  Ardilla. 

"Tidak pandang  laki-laki  atau  perempuan  semua  berdandan  seperti  Nike  Ardilla  dengan gaya  rambut  belah  tengah  khasnya  atau  gaya  rambut  pendek  diatas  bahu.  Dalam berpakaian juga meniru gaya Nike Ardilla dengan baju terusan, kaos, dan kemeja," ungkap peneliti.

Nike Ardilla adalah sosok menarik, bagaimana seorang penyanyi angkatan 1990-an mempunyai penggemar di generasi yang belum lahir atau masih kecil ketika Nike Berjaya. Penggemarnya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga sampai di Malaysia dan Singapura.

Bahkan ketika saya mewawancarai warga Kaledonia Baru asal Indonesia untuk sebuah tulisan wisata, disebutkan lagu Nike Ardilla kerap diputar di Noumea, ibu kota negara koloni Prancis itu.

Bagaimana dengan generasi milenial? Secara garis besar tampaknya terbagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah anak-anak yang lahir dari keluarga penggemar Nike. Di antara mereka terdapat penyanyi kelahiran 2002 bernama Shakira Jasmine.

Nike adalah legenda dan musisi yang membanggakan. Aku pribadi sangat respek dengan Kak Nike Ardilla," kata Shakira kepada Republika.  

Yang kedua adalah penyanyi yang mungkin bukan dati keluarga penggemar, tetapi terpesona lagu Nike. Dalam catatan saya, sejumlah penyanyi muda banyak mencover lagu Nike Ardilla, di antaranya Delisa Herlina, salah seorang pemeran Preman Pensiun pernah menyanyikan "Ku Tak Akan Bersuara", "Seberkas Sinar" yang dinyanyikan dengan Tiga Pemuda Berbahaya.   

Ada juga Nike Ardilla Feat. Adlani Rambe (penyanyi muda) bertajuk "Tinggallah Ku Sendiri", lalu sekitar empat tahun Rara, salah seorang pemenang D' Star dari Indosiar pernah menyanyikan "Bintang Kehidupan" yang memesona penonton.

Lagu Nike seperti "Seberkas Sinar", "Sandiwara Cinta" dan "Bintang Kehidupan" kerap dicover menjadi penyanyi masa kini membuktikan lagu-lagu tersebut sepanjang masa dan tidak menjadi milik zamannya.

"Bintang Kehidupan" memiliki makna lagu yang sangat mendalam yaitu seseorang yang merasakan jenuh dengan hubungan asmara yang sering kandas.  Hingga si pelantun menyampaikan pesan  merasa sendiri lebih baik. Hal ini kerap terjadi pada kehidupan asmara generasi sekarang hingga mereka merasa terwakili oleh lagu tersebut.

Sementara "Seberkas Sinar" memiliki makna kegelisahan seseorang dengan perasaannya sendiri dan merenungi tujuan hidup. Makna itu masih berlaku hingga saat ini.

Apresiasi Terhadap Nike

Nike adalah sedikit  penyanyi yang diabadikan dengan sebuah museum khusus untuk dia di kawasan Cipamokolan. Selain sebuah museum, Perempuan kelahiran Bandung 27 Desember 1975 meninggalkan jejak lain yaitu sebuah SLB  untuk anak-anak tunagrahita pada 1992 dekat rumah orangtuanya di Bandung.

Input suhttps://www.kompas.com/tren/read/2022/03/19/072500665/mengenang-nike-ardilla-lagu-lagu-dan-perjalanan-kariernya?page=allmber gambar
Input suhttps://www.kompas.com/tren/read/2022/03/19/072500665/mengenang-nike-ardilla-lagu-lagu-dan-perjalanan-kariernya?page=allmber gambar

Bagaimana dengan prestasi musik? Album terakhirnya menurut Nova dan Kapanlagi  Sandiwara Cinta berhasil menembus lima juta kopi dan album sebelumnya Bintang Kehidupan  mencapai empat  juta kopi.   

Almarhumah pernah mendapatkan Gold Prize Asian Song Festival 1991 sebagai penyanyi remaja terbaik se-Asia. Ia juga pernah mendapatkan penghargaan Best Indonesian Selling Album 1994 di Malaysia dan Golden Prize Malaysia Musica Award untuk 10 tahun koleksi terunggul pada 2005.

Nike juga menggeluti dunia akting seperti pada film Ricky Nakalnya Anak Muda bareng Almarhum Ryan Hidayat, Olga & Sepatu Roda bareng Desy Ratnasari, pernah memerankan Nyi Iteung di dua film Si Kabayan bareng Almarhum Didi Petet.

Dia juga membintangi  sinetron saat televisi swasta nasional baru menggeliat seperti None (TPI), Warisan (RCTI), Trauma Marissa (SCTV), Bandung Lautan Api (TVRI) hingga Sukreni  Gadis Bali (RCTI).

Hingga saat ini potongan serialnya di Youtube terus  mendapatkan kunjungan yang memperkuat bahwa Nike adalah Sang Bintang Kehidupan yang tetap abadi dalam sejarah jagat hiburan dan bukan hanya di dunia musik. Nike adalah budaya pop itu sendiri  dan Nike menjadi bagian dari sejarah. Khusus bagi saya sendiri Nike adalah bagian dari emosional saya terhadap Bandung.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun