General Manager Enviromental  Green Society Ahmad Labib,  mengatakan komunitas ini berawal dari sebuah studi ekologi lingkungan, khususnya ekologi perairan pada akhir 2020. Pendirinya umumnya datang dari Studi Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maulana Malik Ibrahim), Malang, berusia sekitar 23 tahun.
"Kami mempunyai visi melestarikan keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup sambil melakukan aktualisasi isu lingkungan," ujar Labib
Sementara Green Welfare adalah Organisasi nirlaba yang berdiri pada 3 Mei 2020 ini, bercita-cita memberikan dampak pada skala sosial dan juga lingkungan. Organisasi ini ingin  agar generasi muda turun tangan dan membantu masalah eko-sosial sambil tetap sadar akan iklim dan lingkungan.
Green Welfare Indonesia menargetkan tiga tujuannya, yaitu mencapai Ketahanan Pangan, Pastikan Pertanian Berkelanjutan, dan Promosikan Pendidikan Iklim. Sang Founder Nala Amirah baru menginjak 15 tahun ketika mendirikan LSM ini, pada 2020.
Green Welfare Indonesia membuktikan bahwa setidaknya sebagian milenial Indonesia tidak hanya peduli pada Tik Tok, tetapi juga keberlangsungan Bumi, planet tempat manusia hidup. Organiasi ini didominasi anak muda berusia di bawah 20 tahun dan seperti teman-temannya di Eropa sadar bahwa merekalah yang menanggung akibatnya kalau Bumi ini rusak.
Irvan Sjafari
Sumber: