Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kiprah Politik Milenial, Partai Hijau Jerman dan Indonesia

1 Oktober 2023   23:38 Diperbarui: 6 Oktober 2023   06:32 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melissa Kowara dan saya di sebuah acara -Foto: Dokumentasi Irvan Sjafari

Dan para pemilih muda CSU mengapresiasi hal tersebut. Di antara audiens Soder di Ebersberg adalah Daniel Tibursky, seorang anggota baru berusia 15 tahun yang bergabung dengan organisasi pemuda konservatif Junge Union, yang mengatakan bahwa kampanye lingkungan seperti Fridays for Future telah mempengaruhi kebijakan CSU dalam beberapa tahun terakhir.

Partai Hijau Bavaria saat ini memperoleh suara sekitar 14-15%, bersaing untuk tempat kedua dengan kelompok populis sayap kanan, Free Voters. Hasil tersebut berada di bawah angka tertinggi yang diraih Partai Hijau pada pemilu Bavaria tahun 2018 (17,6%) namun masih jauh di atas angka satu digit yang harus dicapai oleh partai tersebut dalam setiap pemilu Bavaria lainnya sebelum itu.

Gerakan Politik Hijau di Indonesia

Aktivis Extinction Rebellion (XR) Indonesia, sebuah gerakan yang berfokus pada isu krisis iklim, sekalius aktivis Partai Hijau Indonesia Melissa Kowara menyampaikan tidak mudah memperjuangkan perlindungan iklim di dunia politik, bahkan di negara maju sekali pun yang notabene populasi terdidiknya memadai.

"Saya pribadi tidak percaya kalau jalur politik bisa menjadi juru selamat dengan sendirinya. Perjuangan partai politik perlu didampingi oleh masyarakat sipil yang menggunakan hak demokratisnya dengan aksi aksi lain, upaya advokasi, gugatan, dan sebagainya," ujar Melissa Kowara kepada Koridor, 16 Maret 2023. 

Menurut alumni University of Cambridge (Judge Business School), Queens' College (2011) dan London School of Economics & Political Science (2010) itu, sebelum adanya gerakan sipil yang cukup besar (setidaknya 3,5% dari populasi setempat) , partai politik hijau akan merasa 'kalah' karena kurang dukungan untuk menggebrak dari dalam.

Dia mengingatkan kecuali partai politik hijau itu sudah menguasai mayoritas dari dalam, tapi untuk menjadi mayoritas pun butuh dukungan masyarakat sipil untuk memilih mereka.

"Tapi ini semua proses, saya percaya bahwa partai hijau di mana pun (atau partai yang mempraktikkan demokrasi partisipatoris yang nonhirarkis) pasti pada akhirnya akan menguasai pemerintahan di mana pun. Ini butuh waktu dan kesiapan yang berbeda-beda setiap negara. tapi trennya pasti akan kesana. Jadi kalah sekarang lebih tepat disebut belum menang," paparnya.

Pertanyaannya, mengapa parpol Indonesa cenderung kurang menyuarakan masalah lingkungan. Menurut Melissa politik di indonesia sangat dikuasai oleh oligarki. Sebelum bisa ikut pemilu, untuk menjadi partai beneran saja membutuhkan modal besar.

"Belum lagi masuk pemilu. dan syarat-syaratnya makin lama makin dipersulit memang untuk menghentikan partai alternatif yang murni kepentingan rakyat untuk bisa maju berkontestasi," imbuhnya.

Dengan demikian sulit sekali mengembangkan partai secara idealis dengan beneran, tapi di sisi lain sulit juga untuk mengembangkan partai melalui gerakan masyarakat sipil yang lumayan alergi dengan kata 'partai'. Mungkin ada unsur trauma juga diperalat oleh partai yang sudah sudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun