Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Coban Kaca dan Kisah Candi Songgoriti

27 September 2023   21:56 Diperbarui: 27 September 2023   22:01 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Songgoriti-Foto: Ciciek Kemalasari

Namun pada etape berikutnya saya paham mengapa tidak ada pengendara motor trail punya nyali kebut-kebutan di areal ini. Selain itu memang ada larangan bagi motor trail untuk masuk.

Ada jalur sekira satu kilometer yang sebelah kirinya jurang dalam dengan lebar jalan sekira dua meter tanpa pagar dan di sisi lain adalah tebing yang punya potensi longsor. Wow, hanya para hiker yang cukup punya jam terbang bisa melalui ini.

"Kalau hujan kami tidak berani membawa wisatawan karena licin dan sampeyan terjatuh ke kedalaman puluhan meter, serta sulit ditemukan," ungkapnya.

Sayang saya tidak bisa memotret jalur ini karena berada di atas motor, serta terlalu riskan untuk berhenti memotret. Karena tempatnya sangat sempit. Kami beruntung melakukan perjalanan di musim kemarau. Tidak saya rekomendasikan untuk hiking pemula.

Jalur Terjal- Sumber  Foto: udaindra.blogspot.com
Jalur Terjal- Sumber  Foto: udaindra.blogspot.com

Kami tiba setelah menempuh perjalanan sejauh empat kilometer. Hasilnya adalah panorama air terjun yang asri dan tampaknya hanya untuk remaja ke atas. Untuk mencapai air terjun tingkat pertama yang tingginya berkisar 40-50 meter meter itu cukup licin.

Airnya sangat jernih dan dingin, mengalir ke hutan lindung. Sementara di bawah ada air terjun tingkat dua yang tingginya hanya 4 hingga 5 meter.

Jelas kunjungan ke tempat ini bukan untuk petualang amatiran yang suka memakai sandal jepit. Saya bersyukur juga tidak menemukan jejak motorcross di tempat. Berarti dari jalur lain juga cukup ekstrem.

Mereka yang datang berjalan kaki, sebaiknya menggunakan sandal gunung atau sandal yang memikat kaki serta cukup tebal, lebih baik sepatu kets. Cidera di tempat ini sangat tidak menyenangkan, karena akan sulit membawanya ke bawah. Itu pun kalau kecelakaan ada orang lain.

Setelah satu jam berfotoria, kami pulang dengan ojek yang sama. Menurut tukang ojek yang saya tumpangi, sebagian sewa adalah untuk merawat tempat ini. Termasuk nantinya untuk membangun pagar di jalur yang rawan

Bagian ini pernah dimuat di Koridor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun