Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali (10, Jadi Tamu Siren)

6 Mei 2022   17:08 Diperbarui: 6 Mei 2022   17:14 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terima kasih dicatat," sahut Cynthia. "Akan segera jadi undang-undnag di Nusantara."

"Terima kasih," ucap Ratu.

"Yang kami takutkan, manusia punya kapal yang bisa masuk ke kedalaman seperti kami. Lewat kapal itu banyak QQ yang diambil,"  sambung  punggawa itu.

"Selain kami sepertinya VGC itu punya kapal selam," kata Kapten Daud.

"Kami memergokinya ketika berpatroli. Kapal selam itu bernama Leviathan.  Selain itu kapal  angkasa besar milik mereka berbentuk gagak yang digunakan jelajah antar planet," tutur punggawa itu.

 "Sudah lama mereka di Nusantara ya, pakai pangkalan segala, tanpa bertamu dengan sopan ke negeri kami," kata Kapten Daud lagi. "Kami juga punya warga bule, namun mereka ikut aturan kita. Begitu juga ada tamu bule perorangan dari planet lain, biasa saja. Itu sebabnya Van De Bosch bebas masuk tanpa izin otoritas sekalipun."

"Itu yang membuat kami membenci mereka.  Alien pelindung kalian yang disebut Hyang hanya menjamin keselamatan manusia dari alien lain di wilayah  koloni yang memang disiapkan untuk manusia. Itu perjanjian dengan alien lain. Di luar itu, alien lain bebas untuk  menjamah manusia."

"Jadi bagi para petualang memang risiko tanggung sendiri. Adil," sahut Daud. "Itu sebabnya alien lain tidak berani masuk Nusantara walau teknologinya lebih tinggi, karena Hyang akan turun tangan."

"Persis. Begitu juga dengan kami para siren. Boleh menyerang manusia yang di luar wilayah Nusantara kalau dianggap ancaman dan kami juga boleh melindungi manusia yang dipilih."

Setelah dua jam di ibu kota siren berkeliling dengan mengendarai kereta mahluk, ke blok-blok tempat tinggal siren, para manusia kembali ke pemukiman mereka.  Daud dan sejumlah orang salat makan malam dan kemudian tidur. 

"Ancaman kita HR Evertsen, mudah-mudahan Zia, Yura dan Kanaya memberitahu yang lain," kata Raya. "Mungkin kapal selam VGC."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun