"Hebat, di planet lain pun tradisi bisa dipelihara," puji Bagus. "Di Titanium juga, entah di koloni lain."
Video lain muncul. Purbaendah kali ini mengirim dari komedi putar dengan ketinggian 100 meter. Dia mengambil gambar dari sebelum masuk hingga mulai ketinggian.
"Gambar lain menyusul ya AA sebentar lagi di puncak," terdengar suaranya yang renyah.
"Butuh lima belas menit untuk menyelesaikan satu putaran," kata Nola.
Purbaendah tidak sabaran mengirim gambaran. Kali ini panorama Tanjung Jakarta dari atas terutama laut hingga kota.  Secara tak sengaja Purbaendah  memperlihatkan sejumlah titik  di langit sekira jumlah puluhan terbang, seperti paralayang.
Bagus mendapat firasat  buruk dia lalu memberikan pada Kapten Daud.
"Coba tanya Komodor Yasin apa ada latihan perang di laut ada paralayang atau itu bagian dari patroli menjaga serangan dari mahluk itu? Atau kegiatan masyarakat?" bisiknya.
"Kalau ada saya juga tahu. Nggak ada itu! Nggak mungkin juga masyarakat, mereka pasti minta izin. Di planet itu suka ada badai hingga nggak sembarangan main paralayang."
Komodor Yasin bangkit dari kursinya dia juga sudah diberitahu menara Tanjung Jakarta. Lalu dia pamit pada Gubernur.
"Memeriksa sesuatu," bisiknya pada Gubernur.
Komodor Jasin segera bergegas bersama dua stafnya meninggalkan plaza. Dia meminta Kapten Daud tetap di tempat bersama beberapa prajurit.