"Di Titanium sejarah digabung dengan seni, budaya," kata Atep.
"Oh, ya di mana istrimu? Kanaya, Yura dan Zia?" tanya Raya kepafa Bagus.
"Ada di luar arena plaza. Purbaendah yang paling antusias. Kalau Zia hanya menemani dan ingin menghibur Farid. Kami juga punya taman bermain di Preanger Satu, hanya saja berbeda jenis wahananya," timpal Bagus.
"Menarik, kalau ada ekspedisi aku mau ikut," kata Nola antusias. "Yang dua lagi?"
"Jumhana dan Subarja pasti mengawasi junjungannya?"
"Seperti itulah. Mak Eti juga di sana. Dia baru kirim video tiga dimensinya naik coster bersama yang lain," kata Atep mempelihatkan video tiga dimensi secara virtual.
"Purbaendah girang sekali. Dia makin menjadi-jadi," kata Bagus. "Aku suka lihat eskpresi Farid sudah agak pulih duduk di samping Zia, di belakang, Purbaendah dan Mak Eti."
"Yang ambil gambar Jumhana. Subarja duduk paling belakang begitu waspada, bersama seorang tentara yang diminta Komodor Yasin mengawal mereka. Itu Kanaya dan skondan setianya Yura di depannya."
"Ada Yasmine Kurniawati, mahasiswi Rekayasa Sipil itu di bendi berikutnya. Dia akan memperagakan keterampilan silat Betawi. Dia pelestarinya. Nanti, sesudah atraksi keliling bendi. Abangnya Abdullah Rulliansyah, mahasiswa Tata Ruang Pemukiman." Nola kembali mengarahkan percakapan ke arah kegiatan event ini.
Sirih kuning Nona/ Batangnya Ijo Nona/Yang putih nuning ya Nona/yang putih kuning ya Nona/Memang sejodoh.
Di panggung, seorang penyanyi menyanyikan lagu Sirih Kuning dengan iringan musik gambang kromong.