Pada film ini Diana menjadi sosok perempuan yang dominan ditengah para lelaki baik yang menjadi kawan ataupun yang menjadi lawannya. Hal yang sama juga terjadi pada "Wonder Woman 1984".
Hanya saja para kritikus feminisme  menggolongkan "Wonder Woman" punya masalah. Super Hero ini digambarkan berkostum ketat, menonjolkan belahan dada berukuran jumbo, atau memamerkan paha karena memakai bawahan kostum model bikini one-piece. Si karakter turut menyandang tugas sebagai objek seks.
Teoritikus feminis mengategorikannya sebagai fenomena male gaze, yakni cara-cara menggambarkan perempuan dalam karya seni dari kacamata laki-laki-maskulin-heteroseksual.Â
Tujuannya tak lain adalah menyenangkan konsumen laki-laki-maskulin-heteroseksual (baca:Â INI)
Sayangnya saya belum menonton Captain Marvel, superhero perempuan lainnya. Â Seperti apa sosoknya? Apakah dia superhero perempuan yang mandiri? Ada menjadikannya sosok superhero perempuan dengan kacamata laki-laki. Tulisan dalam situs Tirto yang saya kutip di atas seperti menampik hal itu.
Kombatan Perempuan di Dunia Nyata
Saya menangkap Black Widow mengacu pada spesies laba-laba betina yang membunuh jantannya setelah kawin. Â Gagasan tentang tentara perempuan ini bukan hal yang baru dalam film Hollywood dan punya tempat dalam mitologi Yunani, yaitu Suku Amazon, yang menjadi dasar film super hero yang bernama Wonder Woman.
Tentara perempuan bukan hanya dalam mitologi atau cerita fiksi seperti dalam Marvel Universe, tetapi juga ada di dunia nyata. Kesultanan Aceh punya pasukan perempuan yang terdiri janda semua yang dinamakan Inong Balee (bala janda), dipimpin Laksamana Keumalahayati dan pernah terlibat pertempuran laut dengan armada Portugis pada abad ke 16.
Sayang belum saya temukan arsip seperti apa pertempuran antar gender ini, berapa korban Inong Balee dan berapa Portugis. Kalau ada datanya, bisa diangkat ke layar lebar oleh sineas Indonesia, apakah  sama dahsyatnya dengan pertempuran di pantai dalam film "Wonder Woman"?
Dalam perlawanan melawan penjajah Prancis, Kerajaan Dahomey, Benin di Afrika melibatkan 1.200 tentara perempuan. Mereka terlibat dalam pertempuran heroik di Desa Adegon pada 6 Oktober 1892 di mana 417 perempuan Kerajaan Dahomey gugur dan 6 serdadu Prancis tewas dan 32 luka-luka. Â