Alkisah pada 1995, di pedalaman negara bagian Ohio, Amerika Serikat tinggalah satu keluarga yang terdiri dari Alexei (ayah), Melina (ibu) dan dua anaknya Natasha dan adiknya Yelena. Keluarga yang sepintas tampak harmonis itu adalah samaran dari agen Rusia.
Mereka ketahuan dan keluarga itu lari ke Kuba lewat kejar-kejaran dan baku tembak yang menyebabkan Melina tertembak, Natasha dan Melina dikirim kembali ke Red Room untuk menjalani pemrograman.Â
Singkatnya  Red Room adalah tempat untuk melatih satu pasukan yang semuanya perempuan yang dinamakan Black Widow. Pimpinannya Drekov (Ray Winstone).
Adegan pembuka "Black Widow" menyingkap masa lalu Natasha Romanov (Scarlett Johansson), salah seorang Avengers. Film ini mengambil setting pasca sekuel Civil War di mana natasha awalnya ada di tim Tony Stark, akhirnya membantu pelarian Captain Americana dengan menyerang King Wakanda. Tindakan ini membuat dia diburu oleh pemerintah Amerika Serikat.
Diceritakan, Natasha berkumpul kembali dengan Yelena Belova (Florence Pugh), Melina (Rachel Weisz), dan Alexei alias  Red Guardian (David Harbour). Â
Yelena awalnya pembunuh terampil. Dalam sebuah insiden  di Maroko dia  membelot dari barisan Dreykov, setelah terbebas dari alat pelacak yang ditanam di bawah kulitnya. Â
Dia kemudian mendapatkan kotak botol berisi penangkal senyawa kimia Dreykov yang dirancang untuk menghambat kehendak bebas.
Natasha dan Yelena kemudian mengetahui bahwa Red Room merupakan lahan bisnis pimpinannya Dreykov (Ray Winstone). Di tempat tersebut, perempuan sebayanya dimanipulasi secara kimiawi untuk menjadi pembunuh tanpa kendali mereka sendiri. Apakah tokoh ini merupakan simbol agen KGB yang menjadi semacam ronin (istilah untuk samurai Jepang tak bertuan) pasca keruntuhan Soviet?
Yang menarik Red Guardian ini sebetulnya diprogram untuk menjadi "Captain America"-nya Rusia. Tokoh ini unik, konyol, berbeda bak bumi dan langit dengan Captain America.
Spin off dari Avengers ini menghadapkan Natasha dan ketiga kawannya menghadapi Dreykov dan Black Widow-nya, Â termasuk andalan utamanya, villian bernama Taskmaster yang terkait dengan aksi Natasha di masa lalu.
Bagi saya Black Widow bukanlah menampilkan superhero punya kekuatan tertentu, Natasha dan Yelena hanya punya keterampilan bela diri dan ketentaraan yang di atas rata-rata.Â
Tetapi keduanya bisa menjadi simbol di mana hak-hak keperempuannya diambil, seperti tidak bisa lagi melahirkan karena rahimnya diangkat agar tidak punya beban menjadi pembunuh. Dreykov adalah simbol villian laki-laki yang zalim dan memperalat perempuan menjadi pembunuh.
Natasha dan Yelena benar-benar superhero dalam dunia abu-abu. Adegan baku hantam di penjara pegunungan salju untuk membebaskan Alexei dari penjara, menyebabkan longsor salju dan dipastikan menyebabkan banyak korban di pihak penjaga dan tahanan, yang tidak jelas apakah semua orang jahat?Â
Namun yang menarik,  di mata saya  Black Widow memperjuangkan eksistensi perempuan untuk memilih dan bebas dari penjara patriaki. Â
Baik Natasha maupun Yelena tidak sedikit pun membutuhkan laki-laki atau menunggu sang pangeran dalam Cinderella bahkan Alexei justru mereka selamatkan. Â
Sosok Perempuan dalam Berapa Film Hollywood
Pada film Hollywood lainnya, kombatan perempuan perkasa, seperti Katniss Everdeen melawan kesewengan rezim di negara fiktif Panem, dengan ibu kota Capitol di abwah Presiden Snow  pasca keruntuhan peradaban Amerika atau dunia duniaamasa depan distopia, dalam trilogi "Hunger Games" (2012), "Catching Fire" (2013)  dan "The Mockingjay"part 1 dan part2, (2014).
Mungkin karena diangkat dari novel yang penulisnya  seorang perempuan, nafas feminisme terasa. Tokoh Katniss sudah menunjukkan bahwa perempuan bukan lemah di awal film.Â
Itu ditujukan ketika dia justru mengajukan diri sebagai peserta permainan mematikan yang mematikan yang disebut Hunger Games, lebih berani dari adiknya Prim yang laki-laki.
Katniss menjadi "Ratu Adil" dari para rakyat bawah dari 12 Â distrik (kemudian menjadi 13) untuk menghapus permainan Hunger Games yang mengharuskan perwakilan dari para distrik untuk aling bunuh dalam permainan untuk menujunjukkan otoritas Capitol.Â
Namun Katniss juga melawan kesewenangan lain pasca dia berhasil menumbangkan rezim tersebut. Perempuan digambarkan dalam film ini berlaku adil  bahkan termasuk melawan perempuan sendiri yang lalim.
Trilogi Divergent yang diangkat dari novelis yang juga perempuan Veronica Roth, juga sebangun, juga berlatar belakang dunia distopia. Tokoh utamanya adalah Beatrice Prior.Â
"Divergent" (2014), "Insurgent" (2015) dan "Allegiant" (2016) menggambarkan dunai distopia yang terbagi dalam berapa faksi yang berdasarkan potensi dan karakter demi tegaknya tatanan. Sayangnya tatanan ini mempunyai sisi dehumanisasi yang dilawan oleh tokoh utama dan pendukungnya.
"The Hunger Games" dan "Divergent" sama-sama menyuarakan anti totaliter (hanya saja yang satu terselubung), tokoh jagoannya sama-sama perempuan belasan tahun.Â
Tris dan Katniss sama-sama punya cinta dengan seorang cowok lazimnya gadis remaja. Â Hal ini tidak terjadi pada Black Widow dan terjadi pada Wonder Woman, film super hero lainnya.
Beatrice adalah kombatan yang tidak diselamatkan laki-laki dan sepenuhnya mandiri menentukan sikap. Hanya saja yang dilawan Beatrice adalah sosok perempuan, yang secara secara keseluruhan menggambarkan ketidakpercayaan para perempuan ketika politik dipimpin oleh laki-laki.
"Wonder Woman" (2017) adalah film tentang  superhero perempuan yang juga  menarik. Â
Adegan pertempuran di pantai antara pasukan Jerman Perang Dunia ke I Â yang semua laki-laki melawan pasukan perempuan Amazon bersenjata panah dan tombak merupakan adegan kolosal yang spektakuler dan sejalan dengan keyakinan saya bahwa perempuan bila dididik sejak dini untuk tidak pernah merasa lemah mampu bertempur seperti laki-laki.Â
Hanya saja memang secara biologis  ada waktu perempuan jadi lemah secara fisik. Selebihnya sama saja.
Bukankah sniper perempuan remaja dalam "Full Metal Jacket" (1987) dari Stanley Kubrick, bila pegang senapan sama bahayanya dengan laki-laki? Â Dalam sebuah adegan betapa paniknya tentara Amerika ditembaki remaja perempuan itu?
Sepak terjang Diana tokoh utama Wonder Woman sebagai pahlawan super selalu menang tiap kali bertarung dengan lawan-lawannya yang semuanya lelaki.Â
Pada film ini Diana menjadi sosok perempuan yang dominan ditengah para lelaki baik yang menjadi kawan ataupun yang menjadi lawannya. Hal yang sama juga terjadi pada "Wonder Woman 1984".
Hanya saja para kritikus feminisme  menggolongkan "Wonder Woman" punya masalah. Super Hero ini digambarkan berkostum ketat, menonjolkan belahan dada berukuran jumbo, atau memamerkan paha karena memakai bawahan kostum model bikini one-piece. Si karakter turut menyandang tugas sebagai objek seks.
Teoritikus feminis mengategorikannya sebagai fenomena male gaze, yakni cara-cara menggambarkan perempuan dalam karya seni dari kacamata laki-laki-maskulin-heteroseksual.Â
Tujuannya tak lain adalah menyenangkan konsumen laki-laki-maskulin-heteroseksual (baca:Â INI)
Sayangnya saya belum menonton Captain Marvel, superhero perempuan lainnya. Â Seperti apa sosoknya? Apakah dia superhero perempuan yang mandiri? Ada menjadikannya sosok superhero perempuan dengan kacamata laki-laki. Tulisan dalam situs Tirto yang saya kutip di atas seperti menampik hal itu.
Kombatan Perempuan di Dunia Nyata
Saya menangkap Black Widow mengacu pada spesies laba-laba betina yang membunuh jantannya setelah kawin. Â Gagasan tentang tentara perempuan ini bukan hal yang baru dalam film Hollywood dan punya tempat dalam mitologi Yunani, yaitu Suku Amazon, yang menjadi dasar film super hero yang bernama Wonder Woman.
Tentara perempuan bukan hanya dalam mitologi atau cerita fiksi seperti dalam Marvel Universe, tetapi juga ada di dunia nyata. Kesultanan Aceh punya pasukan perempuan yang terdiri janda semua yang dinamakan Inong Balee (bala janda), dipimpin Laksamana Keumalahayati dan pernah terlibat pertempuran laut dengan armada Portugis pada abad ke 16.
Sayang belum saya temukan arsip seperti apa pertempuran antar gender ini, berapa korban Inong Balee dan berapa Portugis. Kalau ada datanya, bisa diangkat ke layar lebar oleh sineas Indonesia, apakah  sama dahsyatnya dengan pertempuran di pantai dalam film "Wonder Woman"?
Dalam perlawanan melawan penjajah Prancis, Kerajaan Dahomey, Benin di Afrika melibatkan 1.200 tentara perempuan. Mereka terlibat dalam pertempuran heroik di Desa Adegon pada 6 Oktober 1892 di mana 417 perempuan Kerajaan Dahomey gugur dan 6 serdadu Prancis tewas dan 32 luka-luka. Â
Sayang film berlatar belakang pertempuran ini juga belum saya temukan. Kalau ada tentu menarik dan membuktikan bahwa perempuan juga sama kuatnya dengan laki-laki dalam perang.
Irvan Sjafari
Tulisan pendukung: 1 2 dan 3
Referensi:
Basarah, Finy, "Feminisme eksistensialis Tokoh Katniss Everdeen dalam serial The Hunger Games", Â Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana dalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H