Dadung menunjuk dari jendela istana. Sesosok berbentuk robot harimau di halaman istana disaksikan warga dan pengawal yang baru bangun dengan melongo. Â Sebelum semua siap, dia dengan cepat melompat dan lari kencang.
"Naik itu, kata Kang Bagus, namanya Maung Bandung!"
"Astaga, mereka berhasil menciptakan Robot Harimau, dengan mengembangkan robot anjing," ujar Kapten Gumilar. "Sepertinya masih ada lagi?"
"Kok tidak ketahuan penjaga kota?" tanya Purbasari. "Benda sebesar itu?"
"Kami bisa hilang Ratu Purbasari," ucap Dadung polos.
"Kamuflase. Mereka berhasil menciptakan teknologi kamuflase seperti Hiyang. Pantas Manuk Dadali tidak tampak ditutup dengan teknologi kamuflase ada di suatu tempat di Bandung. Pengawal mereka juga sudah ada di istana dengan teknologi kamuflase, bahkan juga mengikuti kita waktu membawa mereka berlima," papar Ira.
"Pertanyaannya, mengapa tidak terus terang, memangnya kita penghalang?" kata Ambu.
Teteh Ira dan teteh Mayang saling berpandangan. "Kanaya di mana?"
"Sepertinya ikut mereka," ucap Kapten Ginarjar pasrah.
"Bagus dan timnya memberi kesempatan buat Kanaya berkumpul dengan para nininya, sekaligus mengembalikan Kapten Ginanjar dan Purbaendah berkumpul dengan saudarinya," aku menduga. "Sekitar seminggu waktunya,"
"Kata kawan Aa, jawaban pertanyaan itu diberikan di Gedung Indonesia Menggugat," kata Dadung polos.