Dia pikir lucu?
"Aku tahu Kang Minda bukan sembarangan Lutung, makanya aku tidak keluarkan semua senjataku. Aku hanya mencoba saja," ujar Purbaendah.
Purbasari melotot kepada kakaknya.
Tes rupanya. Â Pantas dia menghindari pertempuran. Â Dia segera tahu dari mana aku dan dia tidak ingin orang-orang Purbararang curiga.
Pesawat itu harusnya pakai perisai waktu bertabrakan dengan pesawat yang dikendarai Kanaya dan Kapten Ginanjar di lubang cacing. Tetapi perjalanan di lubang cacing, dipikir mahluk itu tidak memerlukan perisai. Kedatangan Kanaya tiba-tiba dan keduanya terjatuh di sini. Â Ini baru pesawat pengintai, entah apa maksud mahluk ini ke Bumi. Mungkin mengamati, tetapi Hiyang bilang mereka ingin tahu kekuatan sisa manusia di sini.
"Potongan lain?"
"Untung bagian yang menghidupkan perisai tidak hancur dan kami gunakan untuk suatu keperluan?" jawab Purbaendah yang diamini oleh Bagus.
"Ke Gedebage?"
"Mulanya ke sana di Gedebage Bandung Technopolis, itu nama yang kami temukan di sana yang sudah kusam, tempat asal pionir Preanger di Titanium," ucap Bagus.
"Apa yang kalian buat di sana?" Purbasari berani bertanya. "Mengapa tidak berunding saja dengan kami, kalau maksudnya baik?"
Itu juga pertanyaanku.