Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (1)

13 September 2020   14:24 Diperbarui: 13 September 2020   15:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto:Youtube/Teguhgaming.

Lebar taman itu satu kilometer hingga menemui sungai selebar lima meter, setelah itu ada parameter kedua yang berupa pagar yang membunyikan alarm kalau mahluk yang melintas. Di tepi sungai ada pos penjagaan dengan patroli setiap dua jam melalui sungai.

Di ruang terbuka hijau itu kerap terlihat mahluk ukurannya mungil, kami namakan Ciput. Hewan ini seukuran kelinci yang kami bawa kami budidayakan dari Bumi, juga ada di taman ini. Hanya saja Ciput berdiri. Bulunya berwarna biru muda dengan garis-garis putih dan kupingnya bulat dengan ekor yang panjang dan lebar seperti tupai. 

Ciput itu bersarang di  hutan dekat koloni, belakangan ke hutan buatan kami.  Ciput itu makan buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan di hutan asli planet ini. Tetapi di hutan buatan kami, dia bisa makan kol dan rumput.

Nah sungai itu adalah pertama perbatasan antara Zona pertama dengan zona kedua yang jadi cadangan kalau pemukiman harus dilebarkan dan hingga saat ini belum perlu.  Zona pertama masih bisa menampung hingga 40 juta populasi manusia itu pun masih menyisakan ruang hidup yang layak.  Itu terjadi dua dekade lagi.  Sebelum itu zona kedua sudah siap.

Zona kedua ini berupa hutan hasil budi daya pohon dari Bumi berupa pinus atau pohon ecalypus. Ada juga tanaman asli planet ini. Namun yang dicari Bagus adalah pohon berbuah merah yang sebetulnya lebih banyak di zona ketiga, di mana ada pagar kawat baja yang rapat dengan pos penjagaan.  Itu perbatasan koloni manusia ke arah utara.

"Baik, Abah izinkan anjeun berdua ke sana.  Tapi Abah tidak bisa menemani. Kalian bawa Badai, robot anjing kita untuk mengawal. Ingat jangan jangan terlalu jauh dari pagar. Letnan Priambudi sudah saya hubungi. Kalian diizinkan ikut patroli mereka. Ingat jangan lebih dari dua jam," suara Karna, Abah begitu lembut. 

Kami makan malam bersama. Ibuku Sunan Ambu masih bertugas di klinik. Hanya ada adiku Paramitha Jayanti, yang masih duduk di bangku SMA.

Konon robot anjing dibuat setelah kehilangan banyak anjing semasa koloni dikembangkan karena bertarung dengan bolo yang sudah berlangsung puluhan tahun. Mahluk itu sering memangsa anjing kami. Anjing dari koloni cepat mencium musuh, dia kerap berlari lebih dulu dari manusia. Tetapi Bolo juga penciuman tajam.  Dia malah mengejar anjing. 

Sejumlah 737 ekor anjing gugur melawan Bolo dan kebanyakan melindungi manusia atau ternak. Tercatat di tembok pos perbatasan, bersama dengan jumlah manusia yang meninggal separuh dari jumlah anjing itu.  Itu baru di perbatasan utara.  Tetapi ada juga anjing yang bisa membunuh beberapa bolo.  Bolo umumnya ditewaskan dengan senjata high voltase kami atau pelontar api. Lebih dari seribu mahluk itu sudah kami tewaskan.

Populasi hewan anjing yang menurut cerita nenek moyang teman manusia  hanya tinggal berapa puluh ekor. Itu pun dipelihara kebanyakan untuk hobi.

Ada belasan ekor anjing  untuk mencari jejak dipelihara oleh tentara kalau ada kasus warga hilang diperbatasan  yang tidak bisa dilakukan anjing robot. Tetapi untuk petarung anjing robot lebih cocok melawan bolo. Kami juga punya kucing yang sebagian dilepas liar agar manusia masih ingat kehidupan nenek moyangnya waktu di Bumi.  Tapi populasinya tidak terlalu banyak, lebih banyak dipelihara untuk hobi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun