Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bandung 1964, Mahasiswa: Seni, Masalah Kejiwaan, Konflik CGMI-DM Publitistik Unpad

29 Mei 2019   04:24 Diperbarui: 11 Juni 2019   14:34 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan perploncoan PMIB-Foto: PIMB.blogspot.com

Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang di Unpad telah terbentuk dengan susunan sebagai berikut Ketua Umum Ahmad Abidin, Ketua I  dan Ketua II Drajat Sumitadikarta dan Arie Muslichuddin, Sekretraris Tossin Soenardi dan R Adiningsih Badjoeri, Bendahara Nanny Soewarni dan Etti Kurtinah (15).

Arif Novianto dalam tulisannya  menyebutkan ada  1960, sudah ada lebih dari 135 institusi pendidikan tinggi, dengan sekitar 60.000-70.000 siswa. Dia menyebutkan Namun, banyak pengamat telah mencatat bahwa pada 1950 dan awal 1960-an adalah periode ketenangan politik relatif di kampus-kampus, dengan kebanyakan mahasiswa yang hedonistik, elitis, dan apolitis. Meningkatnya jumlah mahasiswa secara tajam banyak diisi oleh kalangan kelas atas, itulah yang membuat idiologi borjuis melekat pada para mahasiswa tersebut. Sedangkan gerakan revolusi nasional yang sudah terbangun dan berjejalin sejak perjuangan kemerdekaan didominasi oleh para pemuda nasionalis dan marxis yang radikal

Berapa jumlah mahasiswa yang ada di Bandung? Dalam buku Sejarah Perkembangan Pembangunan Daerah Jawa Barat  1945-1965 disebutkan sepuluh  perguruan tinggi yang adalah

Universitas Padjajaran   11.503 mahasiswa,  Universitas Katolik Parahyangan sebanyak 4.240 mahasiwa,  Universitas Nahdatul Ulama  700 mahasiswa, Universitas Pasundan sebanyak 747 mahasiswa, Universitas Islam Bandung sebanyak 750 mahasiswa, Universitas 17 Agustus 1945 sebanyak 355 mahasiswa, Universitas Kristen Indonesia 592 mahasiswa, Perguruan Tinggi Kujang (berdiri 1964) 209 mahasiswa, Universitas Kesenian Rakyat 450 mahasiswa, Universitas Sawerading 800 mahasiswa.  Total lebih dari 20 ribu mahasiswa.

Jumlah ini masih ditambah dengan tiga institut perguruan tinggi, yaitu ITB jumlah mahasiswa 4.594, IKIP 2.767 mahasiswa  dan STORA 353 mahasiswa. Total sekitar 7.500 mahasiswa. 

Selain itu Bandung hinga 1964 sudah mempunyai 14 akademi, di antaranya Akademi Industri Pariwisata berjumlah 397, Akademi Tesktil 385 mahasiswa, Akademi Koperasi 12 Juli sebanyak 324 mahasiswa, Akademi Administrasi Niaga 223 mahasiswa, Sekolah Tinggi Ksejahteraan Sosial 35 mahasiswa, Akademi Adjun Akuntan 200 mahasiswa, Akademi Ilmu Administrasi 80 mahasiswa, Akademi Teknik Pekerjaan Umum 388 mahasiswa, Akademi Jurnalistik Dr Rivai 118 mahasiswa, Akademi Perhotelan Nasional 207 mahasiswa, Akademi Militer Nasional jurusan teknik 107 mahasiswa, Akademi Pos dan telekomunikasi 750 mahasiswa, Akademi Pendidikan Teknik Nasional 435 mahasiswa. Total lebih dari 3 ribu mahasiswa.

Dengan demikian total jumlah mahasiswa yang beredar di Kota Bandung pada 1964 lebih dari 30 ribu atau lebih 3 persen dari populasi kota. Bila dibandingkan dengan data yang diungkapkan Arif, maka nyaris separuh jumlah mahasiswa ada di Bandung.  

ITB mencatat prestasi dalam Lustrum I pada 1964. Semenjak 1959 perguruan tinggi ini telah menghasilkan sarjana Teknik sebanyak 2.254 dan 172 di antaranya wanita, yang merupakan hasil tertinggi dibandingkan perguruan tinggi lainnya di Indonesia (16).

Menjelang pertengahan 1964 perguruan tinggi di Bandung sudah berkontribusi menyumbang SDM-SDM yang berlimpah dari belasan perguruan tinggi negeri dan swasta di kota itu. ITB berafiliasi bersama departemen pemerintah untuk sejumlah proyek antara lain Proyek Bendungan Baranangsiang, Proyek Jembatan Cisangkui, Proyek Besi Baja Cilegon, pendirian Institut Teknologi di Ambon.

Terlepas dari terfragmentasinya mahasiswa dalam aliran politik-dan banyak yang sebetulnya pragmatis-harus diakui secara potensial dengan jumlah puluhan ribu, mahasiswa di Kota Bandung adalah potensi kekuatan untuk melakukan perubahan. Di sisi lain sekalipun suhu politik di dalam negeri pada pertengahan 1964 semakin meningkat dan semakin kuatnya pengaruh PKI, mahasiswa di Bandung umumnya masih menunjukan dukungannya kepada Sukarno.  Setidaknya untuk sementara.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun