DM Publitistik bahkan mengajukan permohonan kepada Presiden Pemimpin Besar Revolusi  untuk mengonkonfrontasikan  kemurnian dan keaslian Pro Dr Moestopo terhadap Pancasila (9).
Sikap DM Publitistik Unpad mendapat dukungan dari Pengurus besar Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Indonesia Bandung bahwa Moestopo seorang pejuang kemerdekaan sejak 1945. Moestopo terlibat di BKR dan ikut dalam Perang Kemerdekaan. Moestopo memang memberi kesempatan pada Duta Besar AS Howard Jones memberikan ceramah di Fakultsas Publitistik, tetapi dia juga memberikan kesempatan pada atase pers Hongaria  dan Atase Pers Rusia untuk ikut memberikan kuliah di fakultas itu (10).
Pernyataan PPMI Bandung mendapatkan dukungan dari Ketua-ketua Peregrakan Mhasiswa Islam Indonesia, serikat Mahasiwa Islam Indonesia, Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia, HMI masing-masing tokohnya Mohammad Gozalie, Sualemen Effendi, TO Hasjim dan  P Rahardjo Syukur.  Kelompok mahasiswa ini menyebutkan tuduhan CGMI Cabang Bandung sebagai fitnah (11).
Dukungan lain datang dari Mahasiswa Perminyakan PN Permina  dalam rapatnya menyesalkan sikap CGMI Cabang Bandung yang selalu berusaha memecah belah tenaga-tenaga potesi revolusi dengan memutar balikan hal sebenarnya.
Mayjen Moestopo selalu menandaskan kepada kami agar selalu mengikuti ajaran Pancasila, Manipol, Usdek dengan sebaik-baiknya, tidak hanya dihafal saja, melainkan dipertahankan diamalkan secara keseluruhan Pancasila Seluruh rakyat Indonesia telah menyaksikan pembuktian perjuangan kesetian dan kesanggupan Mayjen Moestopo  terhadap Revolusi Indonesia hingga sekarang.  Mahaisiwa Institut Petroleum PN Pertamina berpendapat snagkaan yang dialncarkan CGMI Bandung tidak benar (12).
Tudingan  kepada Moestopo oleh CGMI memang patut dipertanyakan. Pada kenyataannya  Fakultas (Institut Publististik) lebih banyak menggelar kegiatan yang bernafas patriotisme dari fakultas lain di Universitas Padjadjaran bahkan di antara perguruan tinggi yang ada di Bandung. Semua aktivitas patriotism ini justru  di bawah komando Moestopo. Pada 22 Maret 1964, misalnya Dewan Mahasiswa Publitistik menggelar  Gerak Jalan  yang  dikaitkan dengan Dies Natalis fakultas tersebut.
Start dimulai dari halaman Kotapraja Bandung demikian panjangnya  sehingga ketika ekor barisan masih berada di tempat start, sedangkan kepalanya sudah berada di Jalan Asia Afrika mellaui Jalan Wastu Kencana, Gereja, Suniarja, Lembong, Tamblong, Asia Afrika, kemudan mellaui Jalan Oto Iskandar Di Natam Abdul Muis, Lengkong, Tambong, Lembing, Merdeka dan finish di Kotapraja Bandung.  Peserta berjumlah dua ribu orang terdiri dari 66 barisan. Tercatat barisan Hansip paling banyak diikuti pelajar dan mahasiswa (13).
Prof Dr Mustopo membentuk kekuatan fisik dan persatuan jiwa di kalangan pemuda. Pada Maret ini juga Fakultas Publitistik juga Hansip Fakultas Publitistik mempelopori kegiatan hansip dengan  melakukan latihan militernya yang berlaku bagi mahasiswa tingkat I, II, III danIV di Kompleks Unpad (14).Â
Dengan demikian tudingan CGMI itu lebih bersifat politis karena Moestopo tidak bisa digiring ke kiri dan merupakan pendukung dari Menteri Pendidikan tinggi Thoyib dan daripada Menteri Priyono yang lebih cenderung bisa dikendalikan kaum kiri. Â Selain itu tudingan terhadap Moestopo merupakan ekdua kalinya CGMI dan organisasi ekstra mahasiswa yang beraliran kiri berbenturan dengan Dewan Mahasiswa di lingkungan Unpad setelah peristiwa pemberhentian Mochtar Kusumaatmadja sebagai petinggi Fakultas Hukum Unpad pada 1962. https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/5c050cbe43322f17535e53b7/bandung-1962-pancawarsa-unpad-dan-kasus-mochtar-kusumaatmadja?page=all
Perkembangan Mahasiswa BandungÂ
Pada 1964 jumlah mahasiswa di Bandung semakin bertambah. Universitas Padjadjaran membuka Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang terhitung 19 Desember yang lalu dan merupakan bagian dari Fakultas Sastra. Selain itu Unpad membuka pula jurusan Bahasa Rusia yang lama pendidikannya lima tahun pembukaan resmi pada 20 Maret.