Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1962, Pancawarsa Unpad dan Kasus Mochtar Kusumaatmadja

3 Desember 2018   18:00 Diperbarui: 3 Desember 2018   18:10 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat main catur (politik),kasus merupakan blunder yang dilakukan Sukarno yang sebetulnya tidak perlu.  Seharusnya sebagai seorang yang sudah pengalaman sejak masa pergerakan tidak menelan mentah-mentah informasi sekalipun dari kelompok yang menjadi penyokongnya.  Mengapa keputusan tidak diambil sepulangnya ke Jakarta dan melakukan clearing?

Di Bandung kasus ini awal perpecahan di kalangan mahasiswa  yang kemudian berkembang di kemudian hari.  Tidak semua mahasiswa menyetujui tindakan yang dilakukan GMNI, CGMI dan Germindo.  

Irvan Sjafari

Sumber Primer:  Pikiran Rakjat, 14 April 1962, 30 April 1962,  26 September 1962, 3 Oktober 1962, 5 Oktober 1962,  8 Oktober 1962, 9 Oktober 1962, 10 Oktober 1962, 13 Oktober 1962, 18 Oktober 1962, 24 Oktober 1962, 6 November 1962,

Sumber Sekunder

Anwar, Rosihan  Sebelum Prahara: Pergolakan Politik Indonesia 1961-1965, Jakarta: Sinar Harapan, 1980

Republika, 18 November 2018 memberikan informasi sekilas apa yang terjadi pada Mochtar pasca pemberhentian  dan Ketika Presiden Memerintahkan Pemecatan Dosen  keduanya diakses pada 1 Desember 2018.

Media karya juga menyinggung yang memberikan laporan pada Sukarno bukan hanya GMNI, serta CGMI, tetapi juga Germindo.  Menurut laporan tiga organisasi ekstrakurikuler itu, dalam serangkaian kuliah dan kesempatan lain, sang professor telah menghina Soekarno, mengecam Manipol USDEK dan mengejek Jubir Usman(Juru Bicara Usdek Manipol) Ruslan Abdulgani. 

Konon, Mochtar memberikan penilaian bahwa pemimpin India, Nehru, lebih berkualitas dan lebih berpengalaman dalam politik luar negeri dibandingkan Soekarno. Padahal menurut Mochtar sendiri, ucapannya tak lebih dari "Bung Karno tak bisa dibandingkan dengan Nehru." Suatu pernyataan yang tak memuat perbandingan kualitatif antara keduanya dan tak menyimpulkan mana yang lebih baik

 KHM Rusyad Nurdin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun