Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Prostitusi di Kota Bandung, Sejak Masa Hindia Belanda hingga Konferensi Asia Afrika (1900-1960)

17 Februari 2018   17:48 Diperbarui: 18 Februari 2018   15:17 5378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sebuah Panti Pendidikan di Tasikmalaya (Foto: Kementerian Penerangan Djawa Barat, 1953).

Untungnya di satu sisi, semakin banyaknya lapisan yang terdidik muncul di Kota Bandung sebagai akibat berdirinya sejumlah perguruan tinggi di luar ITB, seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Parahyangan, Universitas Pasundan, IKIP dan beberapa universitas lainnya. Kesempatan perempuan mengenyam pendidikan tinggi juga terbuka. Lapisan terdidik ini sebetulnya harapan pemecahan masalah sosial, termasuk prostitusi.

Irvan Sjafari

 

Sumber:

  • Adil, 13 Agustus 1936
  • Pikiran Rakjat, 18 April 1952, 23 Februari 1953, 16 April 1953, 2 Agustus 1975, 4 Mei 1955, Mei 1955, 6 Mei 1955, 2 Januari 1961,
  • Isteri November-Desember 1930

Literatur:

  • Aprilia, Rizky dan Marandhy, Elfriede Isal, "Mojang Bandung: Terkenal Cantik Molek" dalam Selisik, Pikiran Rakyat, 9 Oktober 2017
  • Dirdjosisworo, Soedjono, SH, Pelacuran: Ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam Masyarakat, Bandung: PT. Karya Nusantara, 1977
  • Hill, David T, Jurnalisme dan Politik di Indonesia, Biografi Kritis Mochtar Lubis (1922-2004) sebagai Pemimpin Redaksi dan Pengarang, Jakarta: Yayasan Obor, 2011
  • Kementerian Penerangan, Propinsi Djawa Barat, 1953.
  • Rosisi, Ajib, "Ciri-ciri Manusia dan Kebudayaan Sunda" dalam Dr. Edi S Ekadjati, Jakarta: Girimukti Pusaka, 1980.

Situs:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun