Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (23-24)

7 Mei 2017   09:17 Diperbarui: 7 Mei 2017   09:31 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harum mencatat. Wajahnya serius.

“Hati-hati kalian. Om Willy dan kelompok politisi Jakarta punya barisan tukang pukul. Ada yang mantan tentara asing yang dijadikan warga negara kita dan yang lain orang terlatih. Namanya Luca. Mantan marinir Amerika, keturunan latin. Dia kerap kemari. Aku paling takut sama dia. Dia pernah mematahkan tangan karyawan hotel kami hanya karena tak sengaja menumpahkan minuman teh ke baju rekanan Om Willy.“ 

Alif menduga pastinya  perkara itu diselesaikan di "belakang". Biaya pengobatan karyawan hotel itu ditanggung dan dia dapat kompensasi tutup mulut. Padahal seharusnya penganiayaan harus diproses hukum. Orang-orang ini tidak terjamah hukum. Yang mengusik pikirannya komplotan itu mampu menaturalisasikan tentara asing untuk bisa jadi pengawal., seperti pemain sepak bola saja. Finansial mereka pasti sangat kuat.  

Menjelang pukul lima sore, percakapan selesai.  Alif dan Harum keluar dari coffe shop.  Mereka tidak menyadari berapa pasang mata mengawasi mereka dengan tajam.

(BERSAMBUNG)

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun