Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (19-20)

6 Mei 2017   18:28 Diperbarui: 6 Mei 2017   19:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dia bersama ratusan orang lain menunggu berita dari SAR.  Delapan orang dinyatakan selamat terdampar di sebuah pulau.  Mereka ditemukan oleh kapal nelayan.  Puluhan lain masih hilang termasuk Alif Muharam, Reporter harian Membaca Indonesia.

Darwin Suseno, Redaktur Membaca Indonesia ada di dekat ibu itu.  Dia berusaha menghibur dan tampak terpukul. “Seharusnya saya ke Singapura.  Tetapi narasumber kami memaksa Alif meliput kasus ini. Alif sendiri mau!”

“Memang kasus apa Dik? Kasus apa yang membuat Alif begitu keras untuk meliput? Jangan-jangan kasus yang sama di Bandung itu…?”

Darwin Suseno mengangguk. “Human trafficking. Alif mengungkap kasus lima belas perempuan dari Jawa Barat dan Jawa Tengah diambil dari kampungnya dijanjikan bekerja di luar negeri, tetapi dijadikan wanita penghibur. Dia juga yakin itu terkait dengan pembunuhan misterius Mariana Rosa Nilamaya, Coorporate Communication Hotel Bandung Permai beberapa tahun lalu.

“Katanya soal matinya TKW?”

“Iya, TKW itu korban human trafficking juga.”

“Tunggu nama Mariana Rosa. Kamu menyebut nama itu.  Rasanya Ibu kenal nama itu… “

“Katanya Mariana itu korban pertama dari sindikat yang melibatkan sejumlah pengusaha besar, serta elite politik di negeri ini. Tetapi belum ada bukti yang kuat hingga kami tak bisa menurunkan laporannya.”

Tak lupa kemudian seorang anak muda seusia Alif lari tergopoh-gopoh ke arah mereka. Bajunya tampak lecek seperti berhari-hari tak diganti.Tandanya dia bekerja keras menunggu berita.

“Ganang Wicaksono… sahabat karib Alif Bu!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun