“ Iya, Nak Rojali ini satu kampung dengan saya dahulu di Bukit Duri. Katanya Babenya nama Haji Dullah, tetapi ibu saya tidak pernah cerita tentang Haji Dullah.”
Lalu Rojali dan Ulfah membagikan makanan kepada Nicole dan empat kawannya. Nicole membuka kotaknya dan ada beberapa kue talas Bogor yang tidak dikenalnya.
“This is Cake original Bogor,” kata Rojali menjelaskan dalam Bahasa Inggris fasih.
“ Oh, Sorry, I am American never know these,” kata Nicole mengulurkan tangan.”I’am Nicole..” Rupanya ia cewek bule yang tertarik dengan pesona wajah Asia.
Rojali melihat wajah bule itu dengan terpesona. “You are pretty..!”
“Ah, genit si Abang,” sela Monika.
Reza juga menggeleng kepala melihat tingkah kondektur itu. Tetapi masih manusiawi. Lalu Rojali dan Ulfah membagikan makanan ke kelompok Band Batu Api dan rombongan Irvan.
“Abang petugas baru, saya sering naik kereta komuner tidak pernah melihat Abang,” kata Irvan.
“ Iya, Mas. Saya tadinya di jalur Tangerang-Tanabang,” katanya.
“ Oh, pantes gue juga nggak melihat,” kata Ulfa.
Mata Reza kemudian tertuju pada penumpang yang baru naik dari Bogor persis ketika sampah dikumpulkan dan dibawa turun dan kereta hendak berangkat. Penumpang itu seorang perempuan yang sangat dikenal.