Â
Ketika Skuter Menjadi TrenÂ
Demam skuter melanda Bandung  pada 1958. Mengendarai Vespa atau Lambretta pada 1950-an akhir menjadi gaya hidup warga Bandung kelas atas . Touring dengan menggunakan vespa menjadi tren. Pada akhir Juni 1958 sekitar 25 anggota Vespa Club Indonesia Bandung pimpinan JE Tobing mengadakan kunjungan ke Studio Persari dan Perfini di Jakarta. Mereka menjumpai idola masa itu seperti Baron Hermanto, Nun Zarina, Prijadi.Â
Perjalanan dilalui rombongan vespa ini melalui purwakarta untuk keberangkatan ke Jakarta. Di studio, rombongan  VCI Bandung disajikan petikan film-film Persari dan Perfini. Setelah singah di Sindang Laut, Taman Hiburan,Tanjung Priuk rombongan  dan pulang melalui jalur Puncak. Touring yang cukup berani waktu itu karena gangguan gerombolan bersenjata masih kuat.  Â
Pada September 1958 diselenggarakan Concours d’elegan Scooters untuk wanita di Stadion Siliwangi, semacam lomba kecantikan tetapi digabung keterampilan naik vespa. Tiketnya Rp5 hingga Rp20 dan disumbangkan ke PMI Cabang Bandung, Yayasan Dewi Sartika, Yayasan Kartini, Pre Juwana, BP4, Yaysan Beribu dan Panitya Pembantu Mahasiswa.Â
Perlombaan skuter  berikutnya diadakan pada Desember 1958. Nomor yang dipertandingkan antara lain mengendarai skuter sejauh sekitar 100 km dengan rute Bandung dan sekitarnya untuk peserta pria dan wanita. Star perlombaan skuter  dimulai di Jalan Di[ponegoro dan finish di Stadion Siliwangi. Dengan uang pendaftaran Rp250 para peserta mendapatkan hadiah satu vespa scooter model terbaru.  Nomor kedua perlombaan kemahiran skuter khusus untuk wanita dengan uang pendaftaran Rp50 dan hadiah utama radio dan barang-barang indah. Perlombaan skuter  untuk perempuan ini  tampaknya merupakan pendahuluan untuk lomba Ratu Vespa berikutnya di Kota Bandung awal 1960-an.   Â
Berbelanja dan KulinerÂ
Pada 28 Juli 1958 sebuah toko baru Niagara NV di Jalan Lembong 4 A diresmikan. Pemiliknya adalah Tang Eng Po. Toko ini menawarkan barang-barang kelontong, barang-barang keperluan pria dan wanita dan hasil industri dalam serta luar negeri. Pada pembukaan pelanggan yang membeli dapat korting hingga 5%. Produk trendi masa itu seperti foxton overhemd berwarna polos dengan kotak-kotak, sporthemd menjadi di antara produk yang jadi andalan.Â
Variasi produk yang dijual toko ini  semakin beragam menjelang Desember 1958 dengan meanfaatkan momen perayaan Natal dengan menawarkan pakaian dan mainan anak-anak serta perlengkapan untuk pohon Natal. NV Niagara menjadi pesaing Toko Kota Tujuh yang berlokasi di kawasan Asia Afrika. Persaingan kedua tidak saja soal barang-barang kelontong, tetapi juga buka di akhir pekan. Toko-toko yang menarik lainnya ialah Vanity Shop yang berada dalam Braga Sky Bulding menjual bunga buatan, perhiasan imitasi, dekorasi dinding Â
Beberapa restoran baru berdiri, yaitu Rumah Makan Kadipolo beralamat di Jalan Pungkur 38 Bandung, Ambasador Restaurant beralamat di Jalan Dalem Kaum nomor 82.  Dalam iklannya restoran ini mengklaim hidangan oleh koki yang punya pengalaman masakan Kanton dan Hongkong. Dibuka pada 14 Juli 1958 oleh pemodal nasional. Lainnya adalah Rumah Makan Kawanua beralamat di Jalan Pudak 3 Pav menawarkan masakan dalam bumbu tuturuga, pangie. Sementara Donat’s Cafetaria di jalan Asia Afrika 56 menawarkan pembelian 10 donat mendapatkan satu kupon berhadiah mobil sedan merek zondiac keluaran 1957.Â
Pada Agustus 1958 penjualan susu juga masih disambut baik oleh warga kota Bandung. Perusahaan susu seperti BMC, Panorama,Tjipaganti, Meyer, Westbroek, NV Tjimahi, Tjidjangoel, Tjidadap, De Katja, serta Djatibaru dalam keadaan baik hingga baik sekali. Lebih dari sepuluh perusahaan lainnya pendapatan cukup. Salah satu di antara perusahaan susu rumahan pada 1958 ini kelak menjadi perusahaan Susu Ultra2.Â