Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1958 (15) Paket Perjalanan Wisata, Hiburan untuk Anak-anak dan Anak Muda, Demam Skuter Menjelang Akhir Tahun

2 Februari 2016   17:06 Diperbarui: 2 Februari 2016   17:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ketika Skuter Menjadi Tren 

Demam skuter melanda  Bandung  pada 1958. Mengendarai Vespa atau Lambretta pada 1950-an akhir menjadi gaya hidup warga Bandung kelas atas . Touring dengan menggunakan vespa menjadi tren.  Pada akhir Juni 1958 sekitar 25 anggota Vespa Club Indonesia Bandung pimpinan JE Tobing mengadakan  kunjungan ke Studio Persari dan Perfini di Jakarta. Mereka  menjumpai idola masa itu seperti Baron Hermanto, Nun Zarina, Prijadi. 

Perjalanan dilalui rombongan vespa ini melalui purwakarta untuk keberangkatan ke Jakarta.  Di studio, rombongan  VCI Bandung disajikan petikan film-film Persari dan Perfini.  Setelah singah  di Sindang Laut, Taman Hiburan,Tanjung Priuk rombongan  dan pulang melalui jalur Puncak. Touring  yang cukup berani waktu itu karena  gangguan gerombolan bersenjata masih kuat.   

Pada September 1958 diselenggarakan Concours d’elegan Scooters untuk wanita di Stadion Siliwangi, semacam lomba kecantikan tetapi digabung keterampilan naik vespa.  Tiketnya Rp5 hingga Rp20 dan disumbangkan ke PMI Cabang Bandung, Yayasan Dewi Sartika, Yayasan Kartini, Pre Juwana, BP4, Yaysan Beribu dan Panitya Pembantu Mahasiswa. 

Perlombaan skuter  berikutnya diadakan  pada Desember 1958.  Nomor yang dipertandingkan antara lain mengendarai skuter sejauh sekitar 100 km dengan rute Bandung dan sekitarnya untuk peserta pria dan wanita. Star perlombaan skuter  dimulai di Jalan Di[ponegoro dan finish di Stadion Siliwangi.  Dengan uang pendaftaran Rp250  para peserta mendapatkan hadiah satu vespa scooter model terbaru.   Nomor kedua  perlombaan kemahiran skuter khusus untuk wanita dengan uang pendaftaran Rp50 dan hadiah utama radio dan barang-barang indah.  Perlombaan skuter  untuk perempuan ini  tampaknya merupakan pendahuluan untuk lomba Ratu Vespa berikutnya di Kota Bandung awal 1960-an.    

Berbelanja dan Kuliner 

Pada 28 Juli 1958  sebuah toko baru Niagara NV di Jalan Lembong 4 A diresmikan.  Pemiliknya adalah Tang Eng Po.  Toko ini menawarkan barang-barang kelontong, barang-barang keperluan pria dan wanita  dan hasil industri dalam serta luar negeri.  Pada pembukaan pelanggan yang membeli dapat korting hingga 5%.  Produk trendi masa itu seperti foxton overhemd berwarna polos dengan kotak-kotak, sporthemd  menjadi di antara produk yang jadi andalan. 

Variasi produk yang dijual  toko ini   semakin beragam menjelang Desember 1958 dengan meanfaatkan momen perayaan Natal dengan menawarkan pakaian dan mainan anak-anak serta perlengkapan untuk pohon Natal.  NV Niagara menjadi pesaing  Toko Kota  Tujuh yang berlokasi di kawasan Asia Afrika. Persaingan kedua tidak saja soal  barang-barang kelontong, tetapi juga buka  di akhir pekan.  Toko-toko yang menarik lainnya ialah Vanity Shop yang berada dalam Braga Sky Bulding menjual bunga buatan, perhiasan imitasi, dekorasi dinding  

Beberapa restoran baru berdiri,  yaitu Rumah Makan Kadipolo  beralamat di  Jalan  Pungkur 38  Bandung, Ambasador Restaurant  beralamat di Jalan Dalem Kaum nomor 82.  Dalam iklannya restoran ini mengklaim  hidangan oleh koki yang punya pengalaman masakan Kanton dan Hongkong. Dibuka pada 14 Juli 1958 oleh pemodal nasional.  Lainnya adalah Rumah Makan Kawanua  beralamat di Jalan Pudak 3 Pav  menawarkan  masakan dalam bumbu tuturuga, pangie. Sementara Donat’s Cafetaria di jalan Asia Afrika 56 menawarkan pembelian 10 donat mendapatkan satu kupon berhadiah mobil sedan merek zondiac keluaran 1957. 

Pada Agustus 1958 penjualan susu juga masih disambut baik oleh warga kota Bandung. Perusahaan susu seperti BMC,  Panorama,Tjipaganti, Meyer, Westbroek, NV Tjimahi, Tjidjangoel, Tjidadap, De Katja, serta Djatibaru  dalam keadaan baik hingga baik sekali.  Lebih dari sepuluh perusahaan lainnya pendapatan cukup.  Salah satu di antara perusahaan susu rumahan pada 1958  ini kelak menjadi perusahaan Susu Ultra2. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun