Dari pembahasan mengenai Jurnalisme Multimedia, saya mewawancarai salah satu reporter media online Tirto.id yaitu Haris Prabowo. Menurut Haris Prabowo, jurnalisme multimedia bisa diartikan sebagai konvergensi media, mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan jurnalisme multimedia adalah penggabungan beberapa medium atau jurnalisme lintas medium. Medium jurnalisme itu sendiri sangat banyak seperti tulisa, suara, gambar, grafik, online maupun cetak. Sehingga jurnalisme multimedia itu sendiri merupakan penggabungan dari keseluruhan medium jurnalisme.
Haris juga menyampaikan, bahwa jurnalisme multimedia sudah banyak sekali diterapkan. Bagi Haris, jurnalisme multimedia yang paling hebat terjadi adalah di tahun 2017 yang diberitakan pada New York Time. Dimana pada saat itu presiden Filipina, Rodirgo Duterte diawal masa ia menjabat sudah membuah kontroversi yang sangat hebat. Rodirgo Duterte berani memerintahkan pihak kepolisian untuk menembak mati para gembong narkoba di kota besar seperti Manila. New York Time membuat reporternya turun ke lapangan selama 21 hari untuk membuat laporan interaktif dan banyak yang mengatakan ini menjadi salah satu bentuk jurnalisme multimedia.
Pada saat itu reporter New York Time tidak hanya menyajikan tulisan saja, tapi mereka harus membuat laporan video, cctv, suara tembakan disana, suara wartawan berbincang yang dijadikan satu menjadi platform yang utuh dan dapat memudahkan khalayak mengetahui kejadian di Filipina saat itu yang sedang genting-gentingnya.
Tidak hanya itu, Haris menyebutkan, bahwa Tirto.id sendiri telah memiliki fitur TVR (Tirto Visual Report) pada website online mereka. Tujuan pembuatan itu adalah, Tirto.id pun ingin menjadi media yang lengkap dan memudahkan khalayak untuk memperoleh berita. Sehingga tidak hanya menjadi media online yang menyajikan tulisan, gambar atau grafik saja, namun Tirto.id ingin menyajikan berita atau informasi berupa audio visual agar meminimalisir penyebaran hoax pada media online atau media sosial saat ini.
Kelebihan jurnalisme media bagi seorang wartawan yaitu bisa jadi tampil lebih beda dan bisa menjangkau pembaca atau audience yang mencari kelengkapan informasi yang dibutuhkan, karena masih banyak yang belum "melek" akan hadirnya jurnalisme multimedia. Jadi kelebihan untuk wartawan sendiri belum banyak dirasakan dibandingkan kelebihan bagi pembaca yang lebih mudah memperoleh informasi bahkan bisa merasakan peristiwa tersebut dari audi visual yang dihadirkan.
Kekurangan jurnalisme multimedia pun dirasakan Haris sebagai wartawan. Baginya, kekurangan utama adanya jurnalisme multimedia adalah dana. Karena peliputan yang serius dengan menggabungkan beberapa medium tidak lah mudah dan memerlukan keseriusan yang tinggi. Selain itu SDM yang memadai, karena pada jurnalisme multimedia, wartawan tidak hanya dituntut meliput dan melaporkan keadaan sekitar hanya dengan tulisan, mereka dituntut bisa mengambil gambar, video bahkan harus ada SDM yang mampu menjalankan webisite dengan baik.
Bagi Haris sendiri, ia mendukung penuh multimedia jurnalisme hadir dalam dunia pendidikan. Karena saat ini sudah masuk kedalam dunia digital, sehingga cukup baik mengenal dunia digital dari mulai pendidikan awal untuk menunjang ke profesi nantinya terutama jika ingin menjadi jurnalis. Menjadikan pendidikan jurnalisme multimedia juga dirasa perlu untuk memenuhi kriteria yang baik agar mendapatkan hasil yang baik nantinya.
Referensi: Deauze, Mark. (2004). What is Multimedia Journalism?. Journalism studies,5 (2), 139-152.
NAMA: ALIFIA PRADYANTI
NIM: 1610411074
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI