Tiba di rumah sang ayah sudah berada di ruang keluarga bersama beberapa keluarga lainnya. Keadaan sungguh hening menanti kabar dari kak E dan sang ibu. Tak bisa ditutupi dan diungkiri lagi, kak E dan ibu pun menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Marah dan kecewa tentu langsung merasuk pikiran sang ayah sebagai kepala keluarga. Mendengar apa yang dialami sang putri, membuat sang ayah tak hilang kendali. Marah, menangis hingga membenturkan kepala berkali-kali ke dinding dilakukan. Terus mengatakan gagal menjadi ayah yang baik membuat kak E semakin sakit dan sedih.
"Sakit pas ayah sampe benturin kepala, marah ke aku sih gak seberapa cuma selalu nyebut gagal jadi ayah yang baik yang bikin aku sakit, keadaan rumah bener-bener pecah, Ayah begitu, ibu nangis, gak kuat saat itu litanya,"
Setelah keadaan menenang, kak E mencoba untuk menjelaskan dan bercerita dengan sang ayah. Sang ayah meminta kak E untuk menghubungi kak R agar datang dan bertanggung jawab. Saat dihubungi, kak R menolak untuk datang dan bertanggung jawab. Kak R merasa itu bukanlah kesalahan dirinya, dirinya juga enggan bertanggung jawab karena merasa masih duduk dibangku sekolah. Tentunya pihak keluarga kak E tidak terima dengan pernyataan yang diberikan oleh kak R, mengingat kak E pun masih duduk dibangku sekolah. Akhirnya keluarga kak E yang datang ke rumah kak R untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Negosiasi Pihak Keluarga
Setibanya di rumah kak R dan menceritakan kejadian yang dialami, pihak keluarga kak R sangat terkejut dan tidak percaya. Bahkan ungkapan tidak baik pun terlontar untuk kak E. Pihak keluarga kak R menolak mengakui peristiwa yang terjadi pada saat itu, namun semua tidak bisa dihindari, memang itu kenyataan yang terjadi dan kak R pun tetap harus bertanggung jawab apapun resikonya.
Akhirnya pihak keluarga pun melakukan negosiasi untuk mencari jalan keluar. Awalnya kak R tidak mau bertanggung jawab karena merasa dirinya masih sekolah dan perjalanan yang dilalui masih sangat panjang, namun hal tersebut dibantah oleh pihak keluarga kak E, karena mereka pun merasa kak E juga seharusnya memiliki masa depan yang cerah sebelum mengenal kak R, namun apadaya, nasi telah menjadi bubur, peristiwa ini tidak bisa diulang kembali.
Kesepakatan kedua belah pihak pun memutuskan untuk melakukan tanggung jawab dengan syarat pihak sekolah tidak akan mengetahui peristiwa ini dan menutup rapat rahasia keluarga, terlebih dari siswa siswa lainnya, karena kak R akan tetap bersekolah disana. Keduanya pun setuju dengan memindahkan kak E ke sekolah lain, mengingat usia kandungan yang semakin besar pula dan tidak memungkinkan untuk lanjut sekolah dalam waktu dekat ini.
Ketika Tahu Kak R Memiliki Pacar Baru
Setelah melakukan negosiasi antar kedua belah pihak, pada bulan Desember mereka melangsungkan pernihakan sederhana walaupun dalam kondisi hamil.
"Aku nikah pas hamil, pas dia masih sekolah, sebenernya gak boleh ya nikah pas hamil? Tapi karena aku gak tau yauda jadi nikah aja pas itu,"