Jangan Sok Kuat
Masih ingat bagaimana dulu wabah Covid-19 menjadi bahan candaan bagi sebagian warga kita? Ada yang nyletuk, "kapal selam aja dimakan, apalagi cuma Covid."
Ada juga yang berkata, "otot kawat balung wesi, Covid bablas," diiringi berbagai lelucon, meme, parodi, serta hal-hal yang seolah "merendahkan" wabah Covid-19.
Namun, kenyataannya, bangsa kita tetap saja terserang wabah Covid-19. Bahkan, dalam kurun waktu 2020–2022, berbagai aktivitas kehidupan kita seolah terhenti akibat kebijakan lockdown yang diberlakukan pemerintah untuk mengendalikan jumlah korban yang terus berjatuhan.
Saya hanya ingin mengingatkan kita semua agar tidak mengulang sejarah kelam bagaimana Covid-19 melanda negeri ini dan menimbulkan banyak korban jiwa.
Menurut data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat sebanyak 157.966 orang meninggal dunia karena Covid-19.
Padahal, di awal-awal pandemi Covid-19, ketika negara lain sudah siaga, kita justru terkesan santai, seolah tak terganggu, bahkan menyombongkan diri bahwa hingga saat itu negara kita belum terjangkiti.
Nyatanya, kesombongan ini menjadi preseden buruk bagi kita semua. Saya bukan ingin menyalahkan siapa pun, tetapi menyesalkan sikap tersebut. Harapannya, hal serupa tidak lagi terulang di masa depan.
Kini, berbagai media telah memberitakan bagaimana wabah Virus HMPV (Human Metapneumovirus) sedang membuat fasilitas dan tenaga medis di China kewalahan akibat serangannya.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius kita bersama. Setidaknya, kita harus belajar lebih waspada terhadap ancaman wabah ini. Jangan sampai wabah ini menjadi chapter kedua dari pandemi Covid-19 yang pernah melanda dunia secara global.
Atau jangan-jangan, kita malah merasa bangga sebagai penyintas wabah Covid-19 dan dengan sombongnya justru menanti wabah berikutnya? Teganya!