Kadang, saya juga berkolaborasi dengan saudara yang sudah berpengalaman untuk memperbaiki barang-barang rumah yang rusak. Selain memperbaiki, momen ini mempererat silaturahmi dan meningkatkan kualitas hidup. Kita kan makhluk sosial yang butuh orang lain.
Kolaborasi dengan tukang atau meminta bantuan mereka untuk memperbaiki kerusakan rumah adalah cara kita berkomunikasi dan berbagi dengan sesama. Dengan meminta bantuan mereka, kita justru membuka peluang untuk berbagi kebaikan. Ini membawa manfaat positif. Apalagi, saat kita punya rezeki lebih, berbagi dengan tukang atau saudara tidak ada salahnya.Â
Memperbaiki sendiri juga tidak masalah, jika kerusakannya sederhana, saya lebih memilih memperbaiki sendiri. Rasanya puas dan lebih hemat. Intinya, tinggal memilih antara memanggil tukang servis atau memperbaiki sendiri, masing-masing punya keuntungannya.
Oh iya, kita tetap "gentleman" meskipun memanggil tukang servis. Ini bukan soal apakah kita bisa atau tidak memperbaiki perintilan di rumah, tapi soal menjadi suami yang solutif.Â
Jadi, tak perlu ragu untuk meminta bantuan atau memanggil tukang servis. Itu bukan soal merasa lemah, melainkan soal bijaksana dalam mengambil keputusan agar kehidupan kita lebih terkelola dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H