Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Yuk, Pesta Pernikahan Tanpa Utang!

22 November 2024   14:36 Diperbarui: 24 November 2024   00:04 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kehidupan rumah tangga akan terus dibayangi tuntutan materi? Ini bukan semata soal cinta atau tidak cinta, tetapi soal kesiapan menjalani kehidupan setelah pernikahan yang seharusnya lebih diutamakan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah jika kita sampai harus berutang untuk memenuhi permintaan calon pasangan atau keluarganya. 

Apakah ini benar-benar sepadan? Terlepas dari adat istiadat atau tradisi yang memang sah dan legal, tetap saja, kalau tidak mampu, mengapa harus memaksakan?

Pernikahan adalah awal membangun masa depan bersama, bukan panggung pamer atau ajang pemaksaan materi. Maka, mari berpikir realistis. 

Utamakan kesiapan emosional, mental, dan finansial, bukan sekadar memenuhi ekspektasi orang lain yang kadang tidak masuk akal.

Mewah Sesaat

Jangan sampai kita mengalami nasib seperti beberapa tetangga saya yang harus merelakan rumah dan tanah dilelang setelah menggelar pesta pernikahan megah. 

Semua itu dilakukan hanya demi melunasi utang yang digunakan untuk membiayai pesta yang ironisnya hanya berlangsung satu hari.

Yang lebih memilukan, bahkan genteng rumah mereka sampai dijual secara terpisah. Saya masih ingat malam itu mereka mengadakan pesta yang sangat meriah, lengkap dengan pertunjukan Janger (pertunjukan drama tradisional diperankan di panggung). 

Namun, keesokan paginya, genteng rumah mereka diturunkan untuk dijual. Bagi siapa pun yang mengira ini hanya cerita karangan, saya tegaskan, salah besar. Kisah ini nyata.

Kemungkinan besar, orang-orang yang menurunkan genteng adalah mereka yang kecewa karena tagihannya tidak terbayar setelah pesta selesai. Lihatlah, betapa mahalnya harga yang harus dibayar untuk sebuah kemewahan sesaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun