Kualitas pendidikan bukan hanya tanggung jawab Guru Penggerak. Akan sangat berat dan tidak adil jika kemajuan pendidikan digantungkan hanya pada mereka.
Ketika Guru Penggerak dijadikan eksklusif dan dianggap sebagai satu-satunya ujung tombak pendidikan, berbagai dilema akan muncul, dan dampaknya akan dirasakan oleh seluruh ekosistem pendidikan.
Kemajuan pendidikan adalah tanggung jawab bersama semua elemen bangsa ini, terutama para guru yang merupakan garda terdepan.
Gotong royong dengan semangat memajukan pendidikan adalah langkah paling strategis. Bayangkan jika setiap guru memiliki visi, misi, dan kompetensi yang sejalan dengan arahan Kementerian Pendidikan, tentu, dunia pendidikan kita akan mampu menjadi garda terdepan dalam menggerakkan revolusi peradaban bangsa menuju masa depan yang lebih maju.
Di sinilah letak pentingnya Program Guru Penggerak, program ini seharusnya tidak lagi dianggap opsional, tetapi sebagai kewajiban bagi seluruh guru di Indonesia.
Mari kita gunakan filosofi sebuah sepeda. Jika roda depan dan belakang tidak memiliki tekanan udara yang sama, sepeda tersebut tidak akan bergerak dengan mulus.
Begitu pula dengan hubungan antara Guru Penggerak dan guru non-penggerak. Ketimpangan informasi di antara mereka akan berdampak langsung pada pola pikir dan kebijakan yang diambil dalam proses pengajaran.
Untuk memastikan “roda” pendidikan ini bergerak selaras, menjadikan Program Guru Penggerak sebagai kewajiban akan menyamakan pengetahuan di antara para guru.
Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kompetensi mereka tetapi juga mendorong dunia pendidikan menuju keberhasilan yang lebih optimal tanpa ketimpangan.
Wasana Kata
Mengisi jeda liburan kenaikan kelas dengan Program Guru Penggerak sebagai kegiatan wajib di setiap sekolah adalah langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi guru.