Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pertahankan Guru Penggerak!

25 Oktober 2024   20:44 Diperbarui: 25 Oktober 2024   22:11 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kompas.id

Kita perlu memastikan bahwa Program Guru Penggerak menjadi bagian integral dari transformasi pendidikan, bukan sekadar program yang akan ditinggalkan ketika berganti menteri. 

“Presiden ganti, menteri ganti, pasti kurikulum ganti,” celetuk salah satu rekan guru saat kami ngopi bersama, menikmati jeda singkat di tengah kesibukan mengajar.

Di sela obrolan itu, nasib Program Guru Penggerak pun menjadi sorotan. Program yang membekali guru dengan kompetensi inovatif dan jiwa kepemimpinan ini sekarang seolah berada di persimpangan jalan, menghadapi ketidakpastian akibat perubahan kebijakan setiap kali kabinet berganti.

Ada yang menyambut wacana penghapusan program ini dengan lega, sementara yang lain optimis Guru Penggerak akan tetap dilanjutkan. Kegelisahan ini, bagi saya, wajar dan patut dipahami.

Perubahan kurikulum yang kerap kali terjadi di Indonesia, setiap kali kursi kementerian berganti, seringkali meninggalkan ketidakpastian bagi guru, siswa, dan sistem pendidikan secara keseluruhan. 

Sudah seperti tradisi, setiap menteri baru seakan harus memperkenalkan kurikulum baru, meski implementasi kurikulum sebelumnya belum mencapai titik optimal.

Kini, spekulasi bergulir, apakah kurikulum kembali dirombak, atau justru program-program unggulan yang diinisiasi menteri sebelumnya akan dipangkas? 

Kekhawatiran saya terletak pada keberlanjutan Program Guru Penggerak, sebuah inisiatif yang menjadikan guru sebagai agen perubahan di sekolah, satu terobosan penting untuk masa depan pendidikan kita.

Program ini seharusnya tidak hanya menjadi inovasi sesaat, tetapi sebuah langkah konsisten dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Tentu saja, kelanjutan ini perlu disertai dengan evaluasi dan adaptasi berkelanjutan.

Komitmen untuk mempertahankan dan mengembangkan program ini mencerminkan upaya kita untuk membentuk generasi pendidik yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mengangkat kualitas pendidikan tanah air ke jenjang yang lebih bermakna.

Wajib, Bukan Opsional

Program Guru Penggerak seharusnya menjadi pilihan wajib, bukan sekadar opsi. Menganggap program ini opsional berarti kita secara sadar mengabaikan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. 

Kualitas pendidikan yang merata di Indonesia adalah tanggung jawab bersama, dan Program Guru Penggerak adalah salah satu langkah kunci untuk mencapainya.

Materi dalam Program Guru Penggerak sangat relevan untuk semua guru, baik yang sudah bergabung maupun yang belum terlibat. 

Jika program ini hanya bersifat opsional, kesenjangan kualitas pendidikan akan semakin melebar, dan kita tidak dapat berharap untuk mewujudkan pemerataan pendidikan yang ideal.

Program ini menawarkan materi penting yang membantu guru menciptakan pembelajaran yang efektif dan responsif terhadap perkembangan ilmu serta teori pendidikan terbaru. 

Tanpa kewajiban mengikuti program ini, risiko ketimpangan informasi akan meningkat. Guru-guru yang tidak mengikuti program akan tertinggal dalam pemahaman ilmu dan metodologi pembelajaran modern.

Di era Prabowo-Gibran, dengan kementerian baru yang berfokus pada pendidikan dasar dan menengah, Program Guru Penggerak sebagai pendamping Kurikulum Merdeka perlu dilanjutkan, bukan sebagai opsi, tetapi sebagai kewajiban bagi seluruh guru di Indonesia. 

Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa semua guru memiliki akses yang sama terhadap pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendidik generasi masa depan.

Program ini harusnya tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga diimplementasikan secara rutin setiap tahun. Ini sangat penting karena zaman terus berubah, karakter siswa berkembang, dan percepatan teknologi informasi menuntut guru untuk terus meningkatkan diri.

Untuk mendukung kesuksesan pendidikan, guru perlu mengakses informasi dan keterampilan manajerial kelas yang terus berkembang. Inilah alasan mengapa Program Guru Penggerak tidak boleh menjadi sekadar opsi.

Rutin Tahunan di Sekolah

Saat ini, Program Guru Penggerak hanya dilaksanakan sekali untuk setiap guru. Setelah mengikuti program, mereka tidak diharuskan untuk mengikutinya lagi. 

Pelaksanaan program ini terstruktur dengan kurikulum dan panduan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan. Namun, jika Guru Penggerak dijadikan kewajiban, idealnya pelaksanaannya dilakukan setiap tahun di seluruh sekolah, dengan kurikulum yang sesuai dengan program yang tengah berjalan.

Pemadatan materi tentu perlu dilakukan, mengingat durasi pelaksanaan di sekolah akan berbeda dengan program yang diterapkan saat ini. 

Ini adalah momen yang sangat tepat untuk merancang agar Program Guru Penggerak bertransformasi menjadi kewajiban yang terintegrasi sebagai rutinitas tahunan di sekolah-sekolah, terutama di bawah pemerintahan dan kementerian baru.

Mengapa pelaksanaan tahunan ini penting? Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah menciptakan dunia yang jauh berbeda dari sebelumnya. 

Pembaruan dan adaptasi keterampilan pendidikan harus dikelola secara rutin agar guru tetap relevan dalam metode pengajaran mereka.

Sebagian besar sekolah mengadakan berbagai workshop peningkatan kompetensi setiap tahun. Mengapa tidak kita satukan seluruh program ini dalam kerangka Program Guru Penggerak? 

Integrasi ini akan memberikan fondasi yang lebih kuat untuk memastikan peningkatan kualitas pendidikan yang merata dan berkelanjutan di Indonesia.

Dengan menjadikan Program Guru Penggerak sebagai kegiatan rutin tahunan, kita tidak hanya memfasilitasi pengembangan profesional guru, tetapi juga memperkuat komitmen kita untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas. 

Ini adalah langkah strategis yang harus kita ambil untuk menghindari kesenjangan pendidikan dan memastikan bahwa semua guru memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan memberikan yang terbaik bagi siswa mereka.

Menuju Perubahan

Menjadi Guru Penggerak seharusnya tidak dianggap sebagai kasta tertinggi di antara para guru, tetapi sebagai tahapan penting menuju perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan. 

Sayangnya, saat ini, status guru penggerak seolah menjadi syarat utama untuk peningkatan karir, seperti untuk posisi kepala sekolah dan pengawas. Hal ini membuat guru non-penggerak merasa stagnan dan terpinggirkan.

Padahal, tujuan utama dari program ini bukan untuk membentuk hierarki dalam profesi guru, melainkan untuk memperkuat kualitas pendidikan secara keseluruhan. 

Di sekolah-sekolah yang mendukung program ini, fasilitas tambahan seperti pemberian laptop diberikan kepada guru penggerak. 

Ini dapat dipahami, karena menjadi guru penggerak memerlukan komitmen, pengorbanan, dan semangat yang besar. Namun, kita perlu ingat bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya milik segelintir orang. 

Pendidikan yang berkualitas melibatkan semua pihak, termasuk guru non-penggerak yang juga memiliki peran penting dalam kemajuan sekolah.

Dalam konteks ini, pola pikir kita perlu berubah, terutama dalam rekrutmen kepala sekolah dan pengawas. Menjadikan guru penggerak sebagai prasyarat utama bukanlah satu-satunya cara untuk memilih pemimpin sekolah yang efektif. 

Kementerian Pendidikan perlu menggagas pola seleksi yang lebih adaptif, yang memastikan bahwa rekrutmen mempertimbangkan kualitas dan kompetensi secara menyeluruh, tanpa memandang guru penggerak sebagai syarat wajib.

Dengan menghargai kontribusi setiap guru, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan dan inovasi di semua level. 

Mari kita ingat bahwa keberhasilan pendidikan adalah tanggung jawab bersama, yang hanya dapat dicapai melalui kerja sama dan dukungan antara semua elemen dalam ekosistem pendidikan.

Menyelaraskan Langkah

Kualitas pendidikan bukan hanya tanggung jawab Guru Penggerak. Akan sangat berat dan tidak adil jika kemajuan pendidikan digantungkan hanya pada mereka. 

Ketika Guru Penggerak dijadikan eksklusif dan dianggap sebagai satu-satunya ujung tombak pendidikan, berbagai dilema akan muncul, dan dampaknya akan dirasakan oleh seluruh ekosistem pendidikan.

Kemajuan pendidikan adalah tanggung jawab bersama semua elemen bangsa ini, terutama para guru yang merupakan garda terdepan. 

Gotong royong dengan semangat memajukan pendidikan adalah langkah paling strategis. Bayangkan jika setiap guru memiliki visi, misi, dan kompetensi yang sejalan dengan arahan Kementerian Pendidikan, tentu, dunia pendidikan kita akan mampu menjadi garda terdepan dalam menggerakkan revolusi peradaban bangsa menuju masa depan yang lebih maju.

Di sinilah letak pentingnya Program Guru Penggerak, program ini seharusnya tidak lagi dianggap opsional, tetapi sebagai kewajiban bagi seluruh guru di Indonesia.

Mari kita gunakan filosofi sebuah sepeda. Jika roda depan dan belakang tidak memiliki tekanan udara yang sama, sepeda tersebut tidak akan bergerak dengan mulus. 

Begitu pula dengan hubungan antara Guru Penggerak dan guru non-penggerak. Ketimpangan informasi di antara mereka akan berdampak langsung pada pola pikir dan kebijakan yang diambil dalam proses pengajaran.

Untuk memastikan “roda” pendidikan ini bergerak selaras, menjadikan Program Guru Penggerak sebagai kewajiban akan menyamakan pengetahuan di antara para guru. 

Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kompetensi mereka tetapi juga mendorong dunia pendidikan menuju keberhasilan yang lebih optimal tanpa ketimpangan. 

Wasana Kata

Mengisi jeda liburan kenaikan kelas dengan Program Guru Penggerak sebagai kegiatan wajib di setiap sekolah adalah langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi guru. 

Sebagai garda terdepan pendidikan, guru sepatutnya mendapat perhatian besar karena masa depan bangsa ini dititipkan di tangan mereka.

Program Guru Penggerak merupakan inovasi yang sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Guru yang mumpuni, baik dalam disiplin ilmu maupun manajerial kelas, adalah sosok yang diidamkan. 

Mereka adalah pilar yang akan membekali generasi muda untuk menjadi generasi emas yang siap menghadapi tantangan zaman.

Di tengah perubahan peradaban yang begitu cepat, guru yang tidak dibekali kompetensi sesuai dengan perkembangan terkini akan tertinggal dalam menghadapi perubahan karakter siswa dan pemanfaatan teknologi informasi. 

Tanpa dukungan dan pelatihan yang tepat, kemampuan mereka akan stagnan, dan hal ini berpotensi mengancam kualitas pendidikan.

Maka, di akhir kata, saya menyerukan dengan lantang, Pertahankan Program Guru Penggerak! Program ini tidak hanya penting untuk pengembangan individu guru, tetapi juga untuk memajukan pendidikan secara keseluruhan. 

Keberlanjutan program ini adalah investasi bagi masa depan bangsa yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun