Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PR dari Sekolah untuk Prabowo Gibran (Bagian ke-2)

24 Oktober 2024   20:18 Diperbarui: 24 Oktober 2024   20:41 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: KOMPAS/HERYUNANTO 

 Pendidikan tidak hanya soal pencapaian akademik, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan hidup.

Pemerintahan Prabowo-Gibran perlu mempertimbangkan ulang kebijakan full day school ini. Kualitas tumbuh kembang generasi sekarang akan sangat memengaruhi arah bangsa di masa depan. 

Mengabaikan isu ini bisa berdampak besar pada pembentukan generasi yang kurang siap menghadapi tantangan global, baik secara akademis maupun sosial.

Hanya dengan memberikan ruang bagi anak-anak untuk berkembang secara menyeluruh, kita dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya menjadi pelajar yang baik, tetapi juga individu yang seimbang, empatik, dan siap berkontribusi bagi masyarakat.

Pentingnya PKWU

Satu isu lain yang tak kalah penting dalam dunia pendidikan adalah keberadaan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) yang mulai tergerus dari Kurikulum Merdeka, khususnya di kelas X. 

Keputusan ini sangat disayangkan, terutama di tengah bonus demografi yang sedang dialami Indonesia. Dalam situasi serapan tenaga kerja yang semakin sulit, pendidikan tidak boleh sebatas membekali siswa dengan teori akademis. 

Sebaliknya, pendidikan harus mampu menyiapkan mereka untuk hidup mandiri dengan keterampilan praktis, dan kewirausahaan adalah salah satu yang paling penting.

PKWU bukan sekadar mata pelajaran tambahan, ia merupakan komponen vital yang mengajarkan anak-anak tentang konsep dasar kewirausahaan. 

Keterampilan ini menjadi semakin penting, terutama di dunia kerja yang kian kompetitif. Dengan bekal dari PKWU, siswa SMA tidak akan lulus dalam kondisi "kosong-kosong," tanpa keterampilan hidup yang memadai. 

Mereka akan memiliki dasar yang cukup untuk mulai mengelola usaha kecil-kecilan atau sekadar memahami mekanisme pasar, bekal penting untuk bertahan hidup di tengah terbatasnya lapangan pekerjaan formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun