Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurikulum Merdeka, Merdeka atau Bingung?

23 Oktober 2024   23:00 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:06 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi siswa, nilai P5 ini juga sering kali tidak dipahami. Mereka mungkin merasa bingung mengapa aspek-aspek yang dinilai tidak berkaitan langsung dengan prestasi akademis mereka, dan bagaimana nilai ini bisa memengaruhi masa depan mereka. 

Selain itu, tidak ada feedback yang jelas bagi siswa mengenai cara mereka bisa meningkatkan aspek-aspek yang dinilai dalam P5. 

Semua ini menciptakan kesenjangan antara tujuan P5 yang ideal dengan implementasi di lapangan yang kurang relevan dan tidak efektif.

Kurikulum yang "Setengah-Setengah"

Kurikulum Merdeka hadir dengan tujuan mulia, memberikan kebebasan belajar bagi siswa, menciptakan generasi yang mandiri dan kreatif. 

Namun, dalam praktiknya, kebebasan ini terasa seperti mimpi yang terlalu muluk. Siswa kita belum sepenuhnya siap untuk menjadi pembelajar mandiri. 

Di tengah rendahnya tingkat literasi nasional, berharap siswa bisa mencerna dan menganalisis materi tanpa bimbingan intensif dari guru adalah hal yang nyaris mustahil.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa masih bergantung pada pengajaran langsung dari guru. Ketika diberikan kebebasan untuk belajar sendiri, mereka sering kebingungan karena fondasi pengetahuan dasar yang seharusnya menjadi pijakan belum kokoh. 

Ditambah lagi, materi dalam Kurikulum Merdeka sering kali terasa dangkal. Buku-buku ajar yang disediakan kurang mendalam, sehingga siswa dituntut untuk menganalisis sesuatu tanpa bekal pengetahuan yang cukup. Akibatnya, bukan pemahaman yang mereka dapat, melainkan kebingungan.

Jika dibandingkan dengan Kurikulum 2013, yang meskipun dikritik, setidaknya memberikan pembahasan yang lebih komprehensif, Kurikulum Merdeka justru terasa setengah-setengah. 

Kurikulum 2013 memberikan lebih banyak materi yang terstruktur, dengan pendalaman yang membantu siswa memahami topik secara lebih mendetail. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun