Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurikulum Merdeka, Merdeka atau Bingung?

23 Oktober 2024   23:00 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:06 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Kompas/Heryunanto

Kita harus bersama-sama memperjuangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan, agar masa depan bangsa dapat diisi oleh generasi yang siap berkontribusi dan bersaing.

Bingung dengan Sistem Paket

Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan Kurikulum Merdeka adalah pembagian paket mata pelajaran yang semakin rumit dan membingungkan. 

Dahulu, dengan pembagian IPA dan IPS, siswa dan orang tua memiliki panduan yang jelas. Misalnya, jika seorang anak bercita-cita menjadi dokter, jalur IPA adalah pilihan yang tepat. Namun, dengan sistem paket dalam Kurikulum Merdeka, orientasi itu seolah hilang.

Di sekolah saya, kelas XI kini dibagi dalam paket-paket tertentu. Orang tua juga sering kali kebingungan ketika mencoba mengarahkan anak mereka. 

Dulu, mereka tinggal mengarahkan anaknya masuk IPA atau IPS, sesuai minat dan kemampuan. Kini, paket yang ditawarkan sering kali tidak mencerminkan kebutuhan atau minat siswa, dan justru memaksa mereka masuk ke jalur yang tidak mereka inginkan.

Hal ini tak hanya membuat proses bimbingan akademik dari orang tua menjadi lebih rumit, tetapi juga menambah beban psikologis bagi siswa. 

Mereka merasa terjebak dalam sistem yang seharusnya memberi kebebasan, namun malah mengaburkan arahan pendidikan yang seharusnya jelas. 

Tak jarang, pemilihan paket ini didasarkan pada nilai siswa di beberapa mata pelajaran, tanpa mempertimbangkan minat atau potensi mereka. 

Akibatnya, siswa yang mungkin berbakat di satu bidang tetapi mendapatkan nilai rendah di mata pelajaran terkait bisa tersingkir dari jalur yang seharusnya mereka tempuh.

Kesenjangan antara konsep "merdeka" yang diusung kurikulum ini dengan kenyataan di lapangan sangat nyata. Apa yang dimaksudkan sebagai kebebasan memilih justru sering kali berubah menjadi kebingungan kolektif, baik di kalangan siswa, orang tua, maupun guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun