Bonus demografi bak pisau bermata dua, satu sisi sebagai peluang, dan satu sisi sebagai ancaman. Ini akan menjadi peluang emas jika Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi ini dengan menghasilkan generasi muda yang mandiri, tangguh, dan religius, serta memiliki berbagai kompetensi sesuai perkembangan zaman.
Faktanya, Indonesia saat ini justru terancam dengan angka pengangguran yang semakin meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 5,86%.Â
Ironisnya, banyak dari mereka adalah pengangguran terdidik yang telah menyelesaikan pendidikan hingga strata tertinggi, namun tetap menganggur. Serapan dunia kerja semakin kecil dan jurang pengangguran semakin lebar.Â
Jika kita tidak mempersiapkan diri, pada puncak bonus demografi nanti, ketimpangan sosial akan semakin besar, dengan perbedaan antara si miskin dan si kaya yang semakin lebar.Â
Jurang kemiskinan dan ketimpangan sosial yang tinggi, ditambah dengan kondisi hedonisme yang merebak, akan meningkatkan potensi kriminalitas.
Menganggur, miskin, dan perut kosong adalah masalah krusial yang dapat merusak kehidupan, bahkan sampai kehidupan bernegara.Â
Bukankah lebih baik kita mempersiapkan generasi sekarang dengan menginisiasi jiwa kewirausahaan dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) sebelum terlambat?Â
Pendidikan kewirausahaan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi, dan membangun ekosistem bisnis yang kuat.Â
Dengan demikian, kita dapat menciptakan generasi yang mandiri dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, mengurangi pengangguran, dan memanfaatkan bonus demografi sebagai peluang emas.
PKWU untuk Indonesia Emas