Mungkin saat ini mereka tidak lagi ditinggalkan di gunung atau tempat terpencil seperti dalam ubasute.Â
Mereka juga mungkin tidak ditinggalkan seorang diri tanpa pemenuhan kebutuhan dasar untuk hidup.Â
Namun, para orang tua ini ditinggalkan begitu saja di panti jompo. Mereka tidak dibiarkan mati, tapi kehidupan yang mereka rasakan telah mati.Â
Harapan kebahagiaan saat memasuki usia senja telah hangus lenyap sesaat setelah mereka ditinggalkan di panti jompo.
Rasanya hati pun teriris membayangkan masa tua yang sekejam ini. Benar-benar tidak manusiawi!
Ancaman Budaya Bermartabat
Saya khawatir melazimkan orang tua di panti jompo akan menggeser martabat kita sebagai manusia.Â
Kemanusiaan kita menjadi tumpul, apatis terhadap rasa belas kasih dan sayang terhadap sesama.Â
Sebab, jika dengan orang tua sendiri saja kita mampu meninggalkan, apalagi dengan orang lain?Â
Ketika hal ini menjadi lumrah, akan jadi apa bangsa ini ketika orang tua sudah tidak ada lagi harganya di mata anak-anaknya sendiri?
Tatanan etika akan rontok, dan manusia tidak lagi berharga. Manusia diperlakukan bak barang: bagus tetap disimpan, usang tinggal dibuang.Â
Meninggalkan orang tua di panti jompo mencederai rasa kemanusiaan. Jangan sampai hal ini justru menjadi sesuatu yang diagungkan, sehingga menjadi budaya baru yang tidak bermartabat bagi bangsa ini.