Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menggugat Kemanusiaan pada Praktik Obasute Masa Kini

6 Juni 2024   12:06 Diperbarui: 7 Juni 2024   02:57 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benarkah Panti Jompo bukanlah budaya kita? | ILUSTRASI oleh Shutterstock via Kompas.com

Legenda Malin Kundang adalah bukti bagaimana budaya kita sangat mengagungkan keberadaan orang tua. 

Konsep berbakti dan merawat orang tua adalah kewajiban dan kebaikan yang sudah sepantasnya dilakukan oleh setiap anak. 

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan, sudah seharusnya kita memperlakukan orang tua kita dengan penuh kasih sayang dan penghormatan.

Berhak Bahagia

Orang tua juga manusia, memiliki berbagai hak dasar untuk tetap diperlakukan sebagai manusia seutuhnya. 

Jangan memandang mereka sebagai residu dari kehidupan yang perlu disingkirkan karena mereka tak lagi produktif. 

Seringkali, orang tua atau lansia tanpa sadar mengalami diskriminasi dalam berbagai hal, menganggap mereka sebagai seseorang yang "pernah merasakan," sehingga seringkali mereka "dikalahkan" dalam berbagai keadaan.

Padahal, orang tua tetap memiliki hak untuk bahagia. Kebahagiaan itu adalah dengan tetap berkumpul bersama anak-anak mereka yang kini telah tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan baru. 

Menempatkan mereka di panti jompo berarti telah merenggut hak mereka untuk bahagia, hak mereka untuk berkumpul bersama orang-orang yang dulu mereka perjuangkan agar tetap hidup layak.

Tidak Manusiawi

Bukankah meninggalkan orang tua di panti jompo sama saja dengan ubasute yang termodifikasi oleh zaman? 

Praktik ini sangat familiar sebagai hikayat dari negeri sakura ratusan tahun yang lalu. 

Ubasute, yang dimaknai sama dengan oyasute, berarti meninggalkan orang tua untuk mati. Saya pikir praktik ini termasuk dalam praktik genosida, mengenyahkan "ras" orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun