Scrolling media sosial kadang membuat kita terjebak dalam produktivitas palsu. Kadang selalu mikir, kayaknya baru saja seruput kopi pagi tadi, eh gak tahunya kok sudah mau tengah hari.Â
Ini ni, biasanya gara-gara kebanyakan interaksi dengan teman lain dan scroll media sosial, jadinya waktu berjalan tanpa kita sadari.
Gak tahunya kerjaan belum kelar satupun. Makanya saya pilih menepi, benar-benar mengalokasikan waktu dan tempat untuk fokus pada pekerjaan tanpa jeda untuk bermedia sosial ataupun meminimalisir interaksi dengan teman, targetnya adalah pekerjaan hari itu kelar!
Yuk Jangan Gabut
Efeknya bak efek domino, dari pribadi, keluarga, kantor bahkan sampai negara pun terpengaruh dengan fake productivity ini loh, jadi mau sampai kapan gabut gak jelas di kantor?
Produktivitas palsu ini membunuh kreativitas dan pengembangan diri kita. Boro-boro berpengalaman, menjadi orang multitalenta, yang ada malah kita tenggelam dengan karir yang itu-itu aja.
Produktivitas palsu juga membuat kantong kering, sebab dengan adanya waktu yang terbuang lama tanpa arti, membuat kesempatan kita untuk menambah pundi-pundi penghasilan di bidang lain menjadi nihil.Â
Produktivitas palsu ini juga membuat kantor tidak efisien dalam anggaran, bayangin kantor kerjaannya hanya bayarin gaji pegawai-pegawai yang gak sesuai target dan gak kelar tupoksinya, rugi dong!
Terlebih yang paling mengerikan dari produktivitas palsu ini berpotensi menjadikan pekerja sebagai pelaku fatherless ataupun motherless.
Ya bayangin loh, bilangnya berangkat ke kantor, eh gak tahunya di kantor cuman gabut doang. Golar goler sana sini, kerjakan tugas yang bukan tupoksinya, hingga akhirnya kerjaan gak kelar.Â
Dan itu saya bilang ini mencandu, akhirnya waktu gak kerasa habis di kantor, pulang pun akhirnya malam tanpa kerjaan yang kelar.
Padahal anak-anak udah ditinggalin, anak-anak jadi gak ke urus. Makan seadanya, belajar seadanya, tanpa ayah atau pun ibu yang katanya sibuk bekerja, nyatanya terjebak dalam produktivitas palsu.