Jangan meremehkan konflik, karena dapat mengganggu kewarasan seseorang. Hidup memang penuh dengan dilema dan berbagai situasi yang kadang-kadang menguras emosi.
Banyak yang bercanda bahwa jika hati ini adalah buatan manusia, pasti akan cepat rusak. Untunglah hati ini buatan Sang Pencipta Alam Semesta. Manusia bukanlah robot, tidak mungkin untuk berperilaku tanpa perasaan atau emosi.
Dalam dunia kerja, nasib bisa berpihak kepada kita pada satu waktu, bisa juga tidak berpihak kepada kita pada waktu lain.Â
Ada rekan kerja yang mendukung kita, tapi juga ada yang tidak. Interaksi di tempat kerja tidak selalu mulus. Terkadang ada bully yang menyelinap dalam candaan, atau iri hati yang terselip di balik tawa.Â
Berbagai konflik, baik dengan rekan kerja, atasan, atau pihak luar, ditambah dengan tekanan kerja yang tinggi, dapat membuat kesehatan mental seseorang terganggu.
Saya pun tidak terkecuali. Bagi banyak rekan, saya dikenal sebagai individu yang tangguh, mudah bergaul, dan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi. Kenyataannya saya benar-benar mengalami tekanan mental pada saat itu.Â
Saya bersyukur bahwa saya segera menyadari, dan saya memilih untuk mengambil libur untuk meredakan beban fisik dan mental saya agar tetap sehat.
Wasana Kata
Harapan saya, Indonesia akan meraih manfaat yang besar dari setiap peningkatan performa pekerja setelah mereka kembali dari libur.
Saya selalu teringat dengan sebuah nasihat yang diberikan oleh salah satu atasan saya sebelum kami berpisah karena beliau dimutasi sebagai pimpinan di sekolah yang lain.
"Seperti gergaji yang semakin lama digunakan, maka akan semakin tumpul. Ketika dipaksa terus-menerus, malah akan memakan waktu lebih lama untuk memotong. Cobalah berhenti sejenak, mengasahnya sebentar saja, lalu gunakan lagi. Maka gergaji itu akan kembali tajam seperti semula."
Nasehat ini selalu menggema di pikiran saya sepanjang waktu, hingga saat ini. Analogi yang sederhana ini sangat relevan, terutama dalam konteks isu "kesehatan mental" yang semakin mendesak, dengan meningkatnya kasus kekerasan dan bunuh diri.