Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tambah Libur Biar Waras

14 Maret 2024   09:53 Diperbarui: 14 Maret 2024   22:19 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan meremehkan konflik, karena dapat mengganggu kewarasan seseorang. Hidup memang penuh dengan dilema dan berbagai situasi yang kadang-kadang menguras emosi.

Banyak yang bercanda bahwa jika hati ini adalah buatan manusia, pasti akan cepat rusak. Untunglah hati ini buatan Sang Pencipta Alam Semesta. Manusia bukanlah robot, tidak mungkin untuk berperilaku tanpa perasaan atau emosi.

Dalam dunia kerja, nasib bisa berpihak kepada kita pada satu waktu, bisa juga tidak berpihak kepada kita pada waktu lain. 

Ada rekan kerja yang mendukung kita, tapi juga ada yang tidak. Interaksi di tempat kerja tidak selalu mulus. Terkadang ada bully yang menyelinap dalam candaan, atau iri hati yang terselip di balik tawa. 

Berbagai konflik, baik dengan rekan kerja, atasan, atau pihak luar, ditambah dengan tekanan kerja yang tinggi, dapat membuat kesehatan mental seseorang terganggu.

Saya pun tidak terkecuali. Bagi banyak rekan, saya dikenal sebagai individu yang tangguh, mudah bergaul, dan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi. Kenyataannya saya benar-benar mengalami tekanan mental pada saat itu. 

Saya bersyukur bahwa saya segera menyadari, dan saya memilih untuk mengambil libur untuk meredakan beban fisik dan mental saya agar tetap sehat.

Wasana Kata

Harapan saya, Indonesia akan meraih manfaat yang besar dari setiap peningkatan performa pekerja setelah mereka kembali dari libur.

Saya selalu teringat dengan sebuah nasihat yang diberikan oleh salah satu atasan saya sebelum kami berpisah karena beliau dimutasi sebagai pimpinan di sekolah yang lain.

"Seperti gergaji yang semakin lama digunakan, maka akan semakin tumpul. Ketika dipaksa terus-menerus, malah akan memakan waktu lebih lama untuk memotong. Cobalah berhenti sejenak, mengasahnya sebentar saja, lalu gunakan lagi. Maka gergaji itu akan kembali tajam seperti semula."

Nasehat ini selalu menggema di pikiran saya sepanjang waktu, hingga saat ini. Analogi yang sederhana ini sangat relevan, terutama dalam konteks isu "kesehatan mental" yang semakin mendesak, dengan meningkatnya kasus kekerasan dan bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun