Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menikah dengan Bijak: Catatan untuk Para Jomlo

11 Februari 2024   12:15 Diperbarui: 12 Februari 2024   15:00 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: KOMPAS.com dari SHUTTERSTOCK 

Angan-angan tentang seseorang yang berubah setelah menikah hanyalah kemungkinan yang sangat jarang terjadi. 

Karena perilaku seseorang saat ini adalah hasil dari pengalaman dan asuhan lingkungan selama bertahun-tahun, yang membentuk sebuah karakter. 

Jangan berangan-angan seolah-olah kedatangan kita, yang baru saja bertemu beberapa bulan atau tahun, dapat menghapus pengalaman bertahun-tahun yang telah membentuk karakter seseorang. Kemungkinan terbaiknya hampir tidak ada.

Saya sendiri pernah melihat sebuah rumah tangga yang salah satunya dibangun atas motivasi tersebut. Hasilnya? Nihil. Anak-anak menjadi terabaikan oleh salah satu orang tuanya. 

Dan bagaimana dengan individu yang memiliki motivasi seperti ini? Mereka merasa putus asa dan terombang-ambing oleh perasaan kesepian, karena cintanya tidak dihargai sebagaimana mestinya. 

Mereka merasa frustasi, merasa bahwa segala pengorbanan yang telah mereka berikan dianggap sia-sia, dan akhirnya menyesal telah menikah. 

Siapa yang menjadi korban? Anak-anak menjadi korban dari ketidakstabilan dalam rumah tangga tersebut.

Logika Tetap yang Pertama

Sangatlah penting untuk menggunakan logika dan pertimbangan yang matang, bukan hanya karena alasan cinta semata. 

Motivasi untuk mengubah pasangan dengan mengorbankan diri seringkali didasari oleh cinta mati salah satu pasangan terhadap yang lain. 

Namun, hal ini justru dapat menciptakan hubungan toxic yang seharusnya membawa kebahagiaan namun malah menyakitkan. 

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa cinta terhadap seseorang tidak hanya didasarkan pada perasaan semata, tetapi juga dipertimbangkan dengan unsur logika yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun