Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menikah dengan Bijak: Catatan untuk Para Jomlo

11 Februari 2024   12:15 Diperbarui: 12 Februari 2024   15:00 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegagalan pernikahan dapat memiliki dampak yang serius, oleh karena itu penting untuk memahami bahwa pernikahan membutuhkan persiapan yang matang, dan tidak ada salahnya untuk menunda menikah jika memang belum siap. 

Lebih tepatnya, bukanlah tentang menunda menikah, tetapi mungkin lebih tepat disebut sedang mempersiapkan diri untuk menikah. 

Masalah muncul ketika dalam proses persiapan, seseorang tidak benar-benar siap dan terus-menerus tidak mempersiapkan diri dengan baik, yang pada akhirnya terkesan sebagai penundaan menikah. 

Sebaiknya memang tidak sembarangan dalam menikah, karena pernikahan membutuhkan persiapan yang matang. Jika seseorang belum siap, sebaiknya jangan menikah, karena segalanya harus dipersiapkan dengan baik. 

Saya sering melihat banyak contoh kegagalan pernikahan di depan mata saya, baik dalam bentuk perceraian maupun dalam bentuk ketidakharmonisan keluarga akibat kondisi rumah tangga yang tidak kondusif. 

Kedua kondisi ini berdampak buruk pada anak, baik sebagai korban perceraian maupun korban ketidakstabilan dalam lingkungan rumah tangga.

Salah satu pengalaman yang menggugah adalah ketika saya memanggil salah seorang siswa ke ruangan. Siswa tersebut dikenal sebagai siswa yang sering melanggar aturan dan sangat emosional. 

Dia sering bermasalah dengan tata tertib sekolah dan memiliki konflik dengan teman-temannya. Ternyata, dia adalah korban dari perceraian orangtuanya. 

Ayah dan ibunya bercerai ketika dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Dia menggambarkan betapa hancurnya perasaannya ketika orangtuanya berpisah. 

Pasca perceraian dan kedua orangtuanya menikah lagi, dia merasa tidak memiliki tempat yang nyaman. 

Saat mengunjungi ayahnya, ibu tirinya tidak menyambutnya dengan baik, begitu juga saat mengunjungi ibunya, ayah tirinya tidak menyambutnya dengan baik pula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun