Keadaan seperti ini dapat memberi peluang kepada pelaku penculikan untuk mencoba membujuk atau merayu anak-anak, terutama dalam kondisi kegabutan dan kecemasan menunggu.Â
Bayangkan, mereka yang sedang menunggu dengan rasa cemas tiba-tiba ditawari makanan atau minuman seperti es krim di tengah hari yang terik.Â
Anak mana yang tidak akan tertarik dengan tawaran tersebut? Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi, saya berusaha sekuat tenaga untuk menjemput anak-anak tepat waktu, bahkan sebelum waktu pulang mereka.
Contohnya, jika mereka pulang pukul 14.00, saya berupaya tiba di sekolah sebelum waktu tersebut. Dengan harapan, ketika mereka keluar kelas pada pukul 14.00, saya sudah siap di sana, mengurangi peluang bagi mereka untuk berkeliaran dan memberikan peluang kepada pelaku penculikan.Â
Keamanan anak-anak adalah prioritas utama, dan langkah-langkah kecil seperti ini dapat membantu menjaga mereka dari potensi bahaya penculikan.
Wali Kelas
Wali kelas juga memiliki peran yang sangat penting, seharusnya menjadi figur kedua yang penuh perhatian setelah orang tua. Terutama di tingkat sekolah dasar, mulai dari pra-TK, TK, hingga SD, wali kelas berperan sebagai penjaga utama anak-anak ketika berada di lingkungan sekolah.Â
Saya sangat mengapresiasi inisiatif dari wali kelas anak kami yang selalu berkomunikasi dengan kami melalui telepon ketika saya atau istri telat menjemput.Â
Hal ini menjadi sangat penting karena dalam kesibukan sehari-hari kami yang sama-sama bekerja, terkadang lupa untuk menjemput anak. Untungnya, sekolah sigap dalam memberi informasi bahwa anak kami menunggu untuk dijemput.
Komunikasi dua arah seperti ini tentu mengurangi potensi risiko penculikan. Sekolah memperhatikan dan memberi tahu kita bahwa anak-anak perlu dijemput, dan mereka juga mengamankan anak-anak yang belum dijemput dengan menempatkannya di satu tempat tertentu.Â
Pada sekolah putri kecil kami, anak-anak yang menunggu dijemput biasanya ditempatkan di perpustakaan sekolah. Menurut saya, ini adalah ide brilian karena selain menunggu, anak-anak tetap dapat menikmati waktu dengan berbagai buku, ditemani oleh para guru dan teman-teman sekelas.Â
Namun, terkadang ada wali kelas yang mungkin belum sepenuhnya menyadari hal ini. Mungkin hal ini perlu menjadi perhatian bersama dari pihak sekolah dan juga kesadaran pribadi sebagai wali kelas.