Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembagian Rapor Lebih dari Sekadar Dokumen, Ini tentang Kepedulian

16 Desember 2023   07:43 Diperbarui: 17 Desember 2023   04:29 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: KOMPAS.id

Meskipun pembagian rapor pada dasarnya adalah momen penyampaian dokumen penilaian, lebih dari itu, momen ini memiliki makna mendalam bagi sekolah, guru, siswa, dan tentu saja orangtua siswa. Sayangnya, tidak semua orangtua mampu hadir pada momen sakral tersebut.

Pekan ini menandai akhir dari serangkaian kegiatan belajar mengajar di kelas selama satu semester, yang pastinya dinanti-nantikan oleh para siswa. Pembagian rapor menjadi penanda bahwa perjalanan pembelajaran pada semester tersebut telah usai, dan para siswa kini melangkah menuju liburan panjang selama kurang lebih dua minggu sebelum kembali memulai perjalanan belajar pada awal semester berikutnya.

Pengalaman sebagai wali kelas mengungkapkan bahwa masih ada beberapa orangtua siswa yang belum dapat menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Alasan ketidakhadiran bermacam-macam, mulai dari kesibukan bekerja, perjalanan ke luar kota, agenda keluarga, hingga masalah internal di dalam keluarga.

Sebagai seorang wali kelas, saya memahami dan tetap memberikan pengertian kepada orangtua yang tidak dapat hadir karena keterbatasan-keterbatasan tersebut. Namun, disayangkan apabila ketidakhadiran orangtua pada saat pembagian rapor semata-mata disebabkan oleh ketidaksetujuan atau ketidakpedulian tanpa alasan yang jelas.

Penting untuk diingat bahwa pembagian rapor bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah peristiwa yang memiliki banyak makna bagi seluruh pihak terkait, termasuk sekolah, guru, siswa, dan orangtua. Oleh karena itu, berikut beberapa alasan mendasar mengapa kehadiran orangtua pada pembagian rapor sangat penting.

Penyampaian Hasil Belajar

Banyak orangtua yang terkejut dengan peringkat anak mereka di kelas, yang pada gilirannya memicu proses evaluasi diri bagi mereka. Hal ini membuat orangtua lebih sadar terhadap capaian nilai yang belum memenuhi harapan.

Pada saat pembagian rapor, saya selalu mengambil kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan orangtua siswa. Saya memulai dengan menyampaikan beberapa informasi awal, seperti capaian kelas, nilai rata-rata tertinggi dan terendah. 

Setelah itu, saya memberikan gambaran tentang capaian rata-rata siswa di dalam kelas. Terakhir, sebagai wali kelas, saya menyampaikan peringkat kelas siswa pada semester tersebut.

Perlu diingat bahwa kegiatan ini bukanlah acara yang dilakukan secara klasikal. Sebaliknya, saya melibatkan tatap muka langsung antara siswa dan orangtua mereka, didampingi oleh guru bimbingan konseling kelas. Meskipun beberapa orang mungkin berpendapat bahwa peringkat kelas saat ini tidak disarankan, respons positif yang saya terima dari siswa dan orangtua menunjukkan sebaliknya.

Meskipun saat ini ada pandangan bahwa perankingan mungkin tidak relevan, namun nyatanya kegiatan ini memiliki dampak positif yang signifikan. 

Penting untuk dicatat bahwa kegiatan ini memiliki nilai lebih, terutama bagi siswa dan orangtua yang bercita-cita mendaftar ke perguruan tinggi negeri favorit melalui jalur rapor. 

Kegiatan ini menjadi tolak ukur untuk menentukan sejauh mana nilai siswa mencukupi sebagai modal untuk mendaftar, atau apakah ada perbaikan yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kehadiran orangtua saat pembagian rapor sangat penting.

Saya meyakini bahwa orangtua harus turut mendampingi anak-anak mereka saat pembagian rapor. Bagaimana mungkin orangtua akan memahami perkembangan kognitif anak mereka di kelas dan mengetahui aspek-aspek yang perlu diperbaiki jika mereka absen pada saat penting ini? 

Kehadiran orangtua tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berkomunikasi lebih dalam mengenai proses belajar-mengajar anak. Oleh karena itu, kehadiran orangtua saat penyampaian hasil belajar bukan sekadar sebuah kewajiban, melainkan investasi dalam perkembangan pendidikan anak-anak mereka.

Penyampaian Perkembangan Mental

Kami memandang bahwa menjaga komunikasi terbuka dengan orangtua sangat penting dalam menangani isu-isu semacam ini.

Pada pembagian rapor sebelumnya, kami merasa perlu untuk berbicara secara khusus dengan beberapa orangtua siswa tanpa kehadiran anak-anak mereka. Ini dilakukan karena terdapat beberapa poin krusial yang perlu disampaikan oleh saya selaku wali kelas dan guru bimbingan konseling kepada orangtua siswa tersebut. Pembicaraan ini tidak terlepas dari isu seputar asmara dan konsumsi rokok di kalangan siswa.

Beberapa kesempatan sebelum pembagian rapor, saya bersama beberapa teman guru dan beberapa siswa telah mengamati bahwa ada beberapa siswa yang terlibat dalam hubungan asmara yang terlihat tidak hanya sebagai hubungan biasa. 

Beberapa tanda menunjukkan bahwa hubungan mereka terlihat terlalu dewasa, baik dalam komunikasi di kelas, perbuatan di luar kelas seperti berboncengan sepeda motor, maupun saat berada di kantin.

Saya memahami bahwa pada usia mereka, keinginan untuk tertarik pada lawan jenis adalah hal yang normal. Namun, yang menjadi keprihatinan adalah bagaimana mereka terlihat sangat intim satu sama lain. Sebagai pihak sekolah, khususnya wali kelas dan guru bimbingan konseling, kami merasa perlu untuk menyampaikan perkembangan ini kepada orangtua siswa.

Pertemuan khusus ini memberikan kesempatan bagi kami untuk berbagi observasi, memberikan informasi lebih lanjut, dan mendengarkan perspektif orangtua tentang situasi ini. 

Selain itu, memastikan bahwa orangtua memiliki pemahaman yang komprehensif tentang dampak dari hubungan tersebut terhadap perkembangan mental dan emosional anak-anak mereka.

Sayangnya, ketidakhadiran orangtua saat pembagian rapor dapat menghambat proses ini. Saya menyadari bahwa tidak semua orangtua dapat hadir setiap saat, namun, dalam konteks isu ini, kehadiran mereka sangat diperlukan. Tanpa keterlibatan orangtua, upaya untuk memahami dan mengatasi permasalahan ini menjadi terbatas.

Berharap bahwa orangtua siswa dapat memahami urgensi dari pertemuan ini dan menyempatkan waktu untuk hadir. Dengan demikian, kita dapat bekerja sama dalam membantu anak-anak mencapai perkembangan mental dan emosional yang sehat, serta mengatasi isu-isu yang mungkin memengaruhi pengalaman belajar mereka.

Media Komunikasi Efektif

Pertemuan tatap muka membuka peluang untuk saling memahami dan mendukung satu sama lain. Keterikatan ini mendorong terbentuknya hubungan yang positif, yang pada gilirannya mendukung perkembangan siswa di sekolah maupun di rumah.

Ada pendapat yang menyatakan, "Tidak perlu repot-repot hadir saat pembagian rapor, cukup telepon wali kelas dan guru BK." Namun, prinsip ini perlu dipertimbangkan dengan cermat. 

Meskipun teknologi informasi dan komunikasi semakin maju, memungkinkan kita untuk tetap terhubung tanpa batasan waktu dan jarak, namun terdapat perbedaan signifikan antara komunikasi langsung (tatap muka) dan komunikasi melalui media daring atau telepon.

Pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 menjadi contoh nyata bagaimana efektivitas pembelajaran dapat terpengaruh. Teknologi memang memungkinkan kita untuk tetap berkomunikasi, namun esensi dan kedalaman komunikasi dapat berkurang secara signifikan. 

Penting untuk diakui bahwa komunikasi tatap muka langsung lebih efektif, karena dapat menyerap dan menyampaikan informasi secara lebih utuh.

Pada pertemuan tatap muka langsung, baik wali kelas maupun guru BK dapat membangun empati dan simpati terhadap kebutuhan dan harapan orangtua siswa, dan sebaliknya. Interaksi langsung ini memungkinkan terjalinnya hubungan yang lebih erat, membantu menciptakan rasa kedekatan antara sekolah, wali kelas, guru BK, dan orangtua siswa.

Dalam konteks ini, ketika terjadi keterikatan erat antara wali kelas, guru BK, dan orangtua siswa, maka komunikasi menjadi lebih efektif. Bagaimana mungkin wali kelas, guru BK, dan orangtua dapat memberikan dukungan maksimal kepada siswa jika mereka tidak saling mengenal? 

Keterikatan yang tidak terjalin karena ketidakhadiran orangtua saat pembagian rapor dapat menjadi hambatan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kokoh dan saling mendukung. 

Oleh karena itu, kehadiran orangtua pada momen penting seperti pembagian rapor bukan hanya sebagai formalitas, tetapi sebagai langkah awal untuk membangun jaringan komunikasi yang efektif dan saling mendukung guna mencapai perkembangan optimal bagi setiap siswa.

Wujud Kepedulian

Keberadaan orangtua memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi siswa, menunjukkan bahwa perkembangan mereka di sekolah menjadi perhatian utama.

Pembagian rapor bukanlah kegiatan rutin bulanan; ini hanya dilakukan dua kali dalam setahun pada setiap level kelas, khususnya pada akhir semester. Oleh karena itu, pada kegiatan ini, sebisa mungkin diharapkan bahwa orangtua dapat menyempatkan diri untuk hadir. 

Saya merasa prihatin ketika melihat salah satu siswa hadir tanpa didampingi orangtuanya pada saat pembagian rapor sebelumnya. Melihat raut wajahnya, saya menduga dia merasa sedih dan mungkin iri melihat teman-temannya yang didampingi oleh orangtua mereka.

Penting untuk diingat bahwa pembagian rapor bukan hanya tentang menyampaikan dokumen penilaian, melainkan sebuah momen di mana wali kelas dan guru BK berinteraksi dengan orangtua siswa untuk memberikan informasi mengenai perkembangan anak selama satu semester belajar di kelas. Seharusnya, kegiatan ini dianggap sebagai hajat penting bagi orangtua, karena ini berkaitan dengan masa depan anak-anak mereka.

Pada beberapa kesempatan, saya berpikir bahwa kehadiran orangtua saat pembagian rapor adalah salah satu wujud kepedulian mereka terhadap perkembangan anak di sekolah. 

Ini bukan sekadar formalitas, melainkan momen krusial di mana orangtua dapat mendapatkan informasi langsung tentang prestasi dan tantangan yang dihadapi anak mereka. 

Jadi, jika kita memang peduli terhadap anak-anak kita, mengapa harus absen pada pembagian rapor jika tidak ada kepentingan mendesak yang tidak bisa ditinggalkan? 

Kehadiran orangtua pada moment ini bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan anak-anak kita. 

Mari bersama-sama menjadi bagian dari proses pendidikan anak, menjadikan pembagian rapor sebagai kesempatan untuk memperkuat ikatan antara sekolah dan rumah, serta membentuk pondasi yang kuat untuk masa depan anak-anak kita.

Wasana Kata

Kehadiran orangtua pada saat pembagian rapor menjadi sebuah momen yang sakral dan sangat krusial. Pada saat ini, kehadiran orangtua memiliki makna yang dalam. 

Tanggung jawab pendidikan anak bukan hanya menjadi beban sekolah semata, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama kita, baik dari pihak sekolah maupun orangtua siswa. Oleh karena itu, janganlah sekolah hanya dijadikan sebagai muara terakhir dalam pendidikan anak. 

Orangtua seharusnya tidak hanya merasa telah menunaikan kewajiban dengan membayar biaya sekolah, karena tanggung jawab mereka terhadap anak melibatkan lebih dari sekadar urusan keuangan.

Sebagai seorang wali kelas, saya pernah menyaksikan beberapa orangtua yang tampaknya kurang peduli terhadap perkembangan anak mereka di sekolah. Mereka mungkin merasa bahwa dengan membayar biaya sekolah, mereka sudah melaksanakan seluruh tanggung jawab mereka. 

Sayangnya, hal ini dapat berdampak negatif pada anak-anak, di mana perkembangan kognitif dan afektif mereka tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya dari orangtua.

Sebagai wali kelas dan guru BK, kami merasa dihargai dan merasa penting ketika orangtua menyempatkan diri untuk hadir. Bagi siswa, kehadiran orangtua pada saat pembagian rapor seolah menjadi tolok ukur sejauh mana rasa sayang dan kepedulian orangtua terhadap perkembangan mereka di sekolah.

Dengan empat alasan di atas dan berbagai narasi yang telah disampaikan, saya mengajak seluruh orangtua di seluruh penjuru tanah air untuk turut hadir pada pembagian rapor anak-anak kita di sekolah. Ini bukan hanya sebagai bentuk tanggung jawab, tetapi juga sebagai wujud cinta kasih kita terhadap anak-anak. 

Ingatlah, anak yang bahagia cenderung memiliki potensi untuk membawa kebahagiaan di masa depan. Semua itu dapat terwujud melalui kepedulian orangtua, yang tidak lepas dari kehadiran mereka pada saat pembagian rapor. 

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun