Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menggali Fenomena "Naik Ring": Tren Pergeseran Penyelesaian Konflik?

20 Oktober 2023   15:54 Diperbarui: 23 Oktober 2023   01:45 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin mengakui bahwa saya sendiri tak luput terpikat dengan daya tarik untuk menonton pertarungan semacam itu yang sering kali menjadi hiburan. 

Namun, berita tentang anak berusia 2,5 tahun yang terinspirasi oleh kartun mengingatkan kita bahwa tayangan bisa menjadi pendorong tindakan, terutama bagi anak-anak yang mudah terpengaruh oleh media. 

Saat opini ini ditulis, kita sedang menantikan pertarungan antara selebritis papan atas. Pertarungan ini mungkin akan menjadi contoh bagi generasi muda, menunjukkan bahwa tren pertarungan publik figur belum mereda; bahkan, animonya semakin meningkat sebagai hiburan.

Kekhawatiran saya sebagai orang tua dan pendidik adalah bahwa fenomena "naik ring" yang tengah marak di kalangan selebritis dapat memiliki dampak yang serius pada perkembangan anak-anak dan generasi mendatang. 

Dalam konteks ini, terdapat beberapa keprihatinan utama yang patut kita pertimbangkan dan melalui opini ini saya secara pribadi ingin berbagi kekhawatiran sebagai orang tua dan pendidik melihat merebaknya fenomena "naik ring" yang menjadi tren di tanah air saat ini. Dalam pembahasan yang lebih luas, saya ingin mengeksplorasi dampak tersembunyi dari fenomena yang sedang merebak ini; selebritis "naik ring".

Pertama, Pergeseran Terhadap Penyelesaian Konflik

Salah satu perhatian utama dalam fenomena "naik ring" di kalangan selebritis adalah bagaimana tren ini berkontribusi pada penyelesaian konflik. 

Kita tidak dapat meremehkan dampak dari bagaimana selebritis atau publik figur menggunakan pertarungan di atas ring sebagai cara untuk menyelesaikan konflik pribadi. Ini merupakan perkembangan yang membahayakan karena menyuguhkan pandangan bahwa kekerasan fisik adalah jalan keluar yang diterima untuk menyelesaikan perbedaan pendapat.

Sebuah kutipan bijak mengatakan bahwa "kesalahan yang terulang menjadi kebiasaan" – maksudnya, ketika suatu tindakan yang salah dilakukan berulang kali, akhirnya tindakan tersebut dapat dianggap benar dan sah. 

Dengan demikian, eksposur publik terhadap penyelesaian konflik melalui pertarungan di atas ring menciptakan kondisi di mana masyarakat menginternalisasi pandangan bahwa adu fisik adalah cara yang sah untuk mengatasi perbedaan dan konflik. 

Padahal, di negara kita, kita selama ini telah menekankan pentingnya musyawarah mufakat sebagai landasan dalam menyelesaikan perbedaan. Sehingga, fenomena ini bisa merusak dan menggeser budaya penyelesaian konflik yang selama ini kita anut. 

Ketika pertarungan tersebut digambarkan sebagai tindakan yang heroik dan memicu adrenalin, ini dapat merubah persepsi masyarakat tentang cara yang benar untuk mengatasi ketegangan dan konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun