Tak jarang penulis temukan beberapa teman yang saling beradu argumen dan saling sindir atas dukungan yang mereka pilih masing-masing. Di sosial media pun banyak perdebatan sengit yang terjadi akibat saling dukung pasangan calon ataupun partai.Â
Tentu saja tensi politik yang memanas di akar rumput ini bisa saja berpotensi menjadi konflik, baik konflik antar personal maupun konflik antar golongan.Â
Dan tentu saja adanya konflik ini membuat potensi terpecah belahnya bangsa juga semakin besar. Maka dengan ini penulis menghimpun setidaknya ada tiga hal penting yang harus kita sadari dan lakukan pada kontestasi politik menuju pilpres 2024 agar domain akar rumput tetap akrab dan tidak rusuh terpecah belah hanya karena agenda rutin politik lima tahunan sekali ini.Â
Pertama, Sadari Tak Ada Teman dan Lawan Abadi dalam Politik
Siapa yang mengira jika pada akhirnya Cak Imin menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang diusung oleh partai Nasdem. Awalnya publik disajikan dengan berbagai kemesraan antara Anies dengan AHY sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden ternyata saat detik-detik pendaftaran bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden ke KPU semuanya berubah.Â
Politik memang tidak bisa ditebak, fenomena manuver politik yang dilakukan Anies dan Demokrat ini dianalogikan bak sebuah pernikahan, tunangan dengan AHY, menikahnya dengan Cak Imin, duh, berat memang berat.Â
Politik memang berat, banyak manuver yang mungkin bisa saja terjadi, jadi jangan terlalu berharap-harap besar di dalam politik. Karena apa yang kita yakini, kita dukung sekarang belum tentu besok, lusa atau ke depannya tetap sesuai dengan apa yang kita inginkan saat ini.
Sebenarnya manuver dalam politik sah-sah saja, sebab dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi yang ada adalah kepentingan yang abadi. Tidak peduli dia kawan ataupun pernah jadi lawan yang pasti satu sama-sama saling menguntungkan.Â
Masih ingatkah dulu bagaimana perang dingin yang terjadi antara SBY dan Megawati sebab SBY yang kala itu menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan dalam pemerintahan Megawati Soekarnoputri tiba-tiba diusung dan dicalonkan sebagai bakal calon presiden pada pemilu tahun 2024.Â
Atau masih ingatkah kita dulu pada tahun 2009 bagaimana Megawati Soekarnoputri bergandengan mesra dengan Prabowo sebagai pasangan capres dan cawapres pada pemilu kala itu.Â