Kenyamanan ini membuat putri kami mudah untuk kami bimbing. Coba kita ingat-ingat, dulu kita juga pernah merasakan bagaimana masa prapubertas.Â
Masa-masa ini membuat emosi anak kadang menjadi tidak stabil, sensitif dan terkesan membangkang. Hal ini wajar dikarenakan masa persiapan menjadi pubertas melibatkan berbagai produksi hormon yang berlebih, sehingga membuat emosi anak menjadi tidak stabil.Â
Saya pikir saat ini putri kami masuk ke masa prapubertas, indikatornya adalah adanya ketertarikan dengan teman lawan jenis.Â
Kok tahu tertarik darimana, dari gestur malu-malunya ketika kami bertanya tentang teman saranghaeyo nya tadi. Gak nyangka anak sd kelas dua sudah ngerti tentang taksir-taksiran.Â
Lalu apa yang harus kami lakukan? pada fase ini langkah terbaik setelah dua langkah di atas adalah memposisikan diri kami sebagai teman.Â
Hal ini penting dilakukan sebab pada fase tumbuh kembang ini anak sudah mulai belajar "ke aku an nya", merasa diri menjadi pribadi yang merdeka sehingga membuat anak pada fase ini berani menentang keinginan yang berada di luar diri mereka sendiri. Â
Dengan memposisikan diri sebagai teman membuat kami semakin leluasa untuk lebih dekat. Ada penerimaan terhadap kehadiran kami sebagai orang tua dan juga sekaligus sebagai teman oleh putri kami.Â
Karena menganggap sebagai teman maka akan menggugah rasa empati dan simpati sebagai mana layaknya seorang teman dekat.Â
Tentunya hal ini berdampak sangat baik bagi hubungan kami, karena menganggap kami sebagai teman maka jiwa-jiwa "ke aku an nya" seakan-akan hilang. Tidak ada pertentangan yang kami dapatkan dari berbagai saran yang kami berikan.
Justru kadang putri kami meminta pendapat, mana yang salah dan mana yang benar dan apa yang harus dilakukan ketika menghadapi kejadian yang dialami di sekolah. Hal ini juga membuat kami semakin mudah dalam mengontrol putri kami yang sedang berada pada fase tumbuh kembang cinta monyet.
Komunikasi, Kejujuran dan Kedekatan Tidak InstantÂ
Melalui komunikasi, kita dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak, mengetahui perasaan anak, menjalin hubungan dengan anak, dan memengaruhi anak, dikutip dari paudpedia.kemdikbud.go.id.