Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Slow Living, Hidup Selow Tanpa "Ngongso" Bebas Utang

2 Oktober 2022   01:02 Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:20 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: lifestyle.kompas.com

"Tidak berhenti, saya diancam, diteror mau ke kantor saya, minta alamat rumah, share lokasi, bahkan saya dimaki, disumpahin, dan dihina-hina." Curhat korban pinjaman online kepada megapolitan.kompas.com

Saya juga heran kok masih ada saja yang terjerat dengan pinjaman online, padahal di berbagai media sosial, harian surat kabar media cetak dan online berita tentang korban pinjol ini sudah banyak. 

Sebut saja dari megapolitan.kompas.com yang tayang pada 6 Juli 2022, pria asal Kuningan, Jawa Barat, ditemukan gantung diri di rumah temannya di kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ada juga berita dari cnnindonesia.com yang tayang pada 2 November 2021, ibu dua anak berinisial JB (44), di Cinere, Kota Depok, ditemukan melakukan bunuh diri diduga stres akibat tagihan pinjaman online (pinjol) ilegal.

Terakhir berita dari detik.com tayang pada 10 September 2022, seorang pria ditemukan tewas gantung diri di rumah Jalan Wonorejo Selatan, Rungkut, Surabaya.

Diketahui, pria berinisial GRD (30), warga asal Jalan Suripto, Surabaya itu nekat mengakhiri hidupnya lantaran terjerat pinjaman online (pinjol).

Ini berita tentang korban pinjaman yang dimuat di media massa nasional ya, yang di muat media lokal banyak juga, atau cerita dari para tetangga banyak juga kan ya, tentang para korban pinjaman ini, ada yang harus terusir dari rumah sendiri akibat rumah di sita karena pinjaman tidak terbayar, ada juga lo yang harus sampai cerai. 

Miris sebenarnya mendengar cerita berbagai duka dari korban pinjaman ini, tapi sekali lagi saya katakan, saya terheran-heran apakah mereka tidak belajar dari cerita para korban sebelumnya, bahwa ada konsekuensi mahal yang harus dibayar dari pinjaman ini!

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas

Sumber Gambar: finansial.bisnis.com Freepik
Sumber Gambar: finansial.bisnis.com Freepik

Manusia ekonomi bertindak untuk memenuhi kepentingannya. Jadi, manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) adalah bahwa manusia selalu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat rasional dan tidak pernah puas papar Rina Kastori dalam kompas.com

Dulu saat sebelum punya mobil, ada pikiran ketika awal mau beli, "yang penting punya, walau jelek gak papa, asal hujan gak kehujanan lagi"

Saat sudah punya lain lagi ceritanya. "Duh, kayaknya harus muda in tahun geh, biar enak di pake"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun