Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendikte Landasan Pancasila atas Dasar Asas UUD 1945 terhadap Proklamasi Kemerdekaan RI bagi Sumpah Pemuda

21 Juli 2021   19:10 Diperbarui: 21 Juli 2021   19:18 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!

Memaknai dengan analogic Sastra bahwa Aku adalah sebuah puisi berbahasa Indonesia tahun 1943 karya Chairil Anwar, karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari Angkatan '45. Puisi ini menggambarkan alam individualistis dan vitalitasnya sebagai seorang penyair.

Dimaknai dari segi Filosofi Agama dalam keilmumuwan metafisika yang tak berbatas bahwa, pada panca pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, diketahui pada bait sajak puisi ini, Chairil Anwar memiliki jiwa besar yang mencintai tanah air Indonesia sebagai patriotristik nasionalisme dengan ediologi yang sangat kental dan kentara betul sebagai bentuk karakter asli pribumi yang mencintai tanah airnya yang bersuku-suku bangsa dan bertanah air Indonesia, untuk dan bagi seluruh tumpah tanah air rakyat Indonesia.

Pada prinsipnya menerangkan dan menegaskan dirinya "Aku ini binatang jalang" yang bermakna bahwa manusia itu adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, dan tidak ada apa-apanya ketika di hadapkan kembali pada kehakikian-Nya manusia itu diciptakan.

Dan semua manusia telah memiliki ketetapan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan itu juga bermakna dalam Filosofi Islam hal tersebut sama dengan lahirnya manusia pertama dibumi yang diciptakan Allah,SWT dari segumpal darah dan tanah lalu Allah,SWT memberikannya Ruh (Nur) kepada Adam,AS dan tercipta Hawa dari tulang rusuk Adam,AS dalam FirmanNya Allah,SWT "Kun Fayakun" artinya Jadilah maka jadilah ia. QS.YASIN:82.

Dari kumpulannya terbuang juga bermakna;
Kemudian setelah penciptaan pertama-Nya itu masih berada di surga, akhirnya manusia diturunkan kebumi..; berlanjutlah regenerasi yang terus berkembang biak di muka bumi yang berasal dari tetes air mani dan itu juga bermakna pada tingkat kesadaran diri manusia itu yang hina dina dhaif dan fana karena berasal dari tetesan mani yang bercampur pada keduanya itu bapak dan ibu atau dan antara Adam dan Hawa.

Pada tingkatan filosofi tertentu makna "Dari kumpulannya terbuang" juga bermakna manusia adalah sumber daya yang tak terbatas diciptakan Tuhan dengan pemberian sedikit pengetahuan yaitu idea manusia yang diciptakan Tuhan (Allah,SWT) untuk seyogiyanya sadar akan kodrat manusia itu berpasrah semuanya itu kepada Allah,SWT satu yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penjelasan pada filosofi sufi ini teramat panjang dan masing-masing manusia itu ada pilihan tingkatan-tingkatannya.
+++++++++++++++++++++++

Kembali lagi yang padanya isi histori Indonesia itu ada pada jejak telapak yang berpegang pada salah satu keseluruhan idiom-idiom yang mengediomkan regenerasi bangsa tentang suntikan ediologi positif thinking bagi seluruh aspek kehidupan manusia itu sendiri, khususnya bagi hak-hak hidup yang berkeadilan bagi rakyat yang tersebar diseluruh kepulauan nusantara.

Sehingga watak dan psikologis membentuk karakter bangsa, yang sekarang ini kita lihat dan memperhatikan, seakan menset pola pikir ideal yang telah membentuk karakter manusia itu, yang ada pada semuanya kehidupan rakyat itu telah terpatri turun temurun pada batas-batas tertentu. Seperti;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun