Mohon tunggu...
Bentara Manusia
Bentara Manusia Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Kayu

Lelah, jalani saja, Tuhan tahu waktuNya, kudibawah kendaliNya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Selamat Hari Tani, Pak, Mak

24 September 2018   22:59 Diperbarui: 25 September 2018   02:55 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah Ibu telah lama berlalu menuju sawah memulai kehidupan tani desa

Aku bergegas

Kuhempaskan tubuhku

Berlari menemu Ayah dan Ibu

Melompati irigasi desa satu persatu

Suara air mancur menyorakiku

Pemuda bangun setelah ayam menjadi dewasa

Aku menangis

Lahan dan tanah desaku semeter demi semeter dilahap rakus

Menjadi gedung tinggi yang angkuh

Petani petani desaku tak lagi mau bernyanyi menanam padi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun