Mohon tunggu...
Elen Pakpahan
Elen Pakpahan Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SD Candle Tree Serpong

belajar mengajar, menulis dengan optimis, bercerita dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Modus atau Tulus?

9 Desember 2022   19:00 Diperbarui: 9 Desember 2022   19:12 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Koq, Ibu tau?" Saya semakin kaget. 

"Iya saya kenal kamu gereja di Ambrosius."

Ahhhhh, .... Saya bernafas lega. Saya takut sudah terhipnotis atau apa, ternyata teman gereja. Saat itu, saya memang aktif sebagai lektor di sebuah Gereja Katolik Santo Ambrosius dekat lokasi ATM. Mungkin beliau mengenal saya karena itu. (Saya mulai ge-er)

"Oh, Ibu di Ambrosius juga? Masuk lingkungan apa, Bu?" 

"Lingkungan Santa Lusia Blok D (Maaf, kalau saya ga salah dengar). Saya boru Hutabarat, suami saya marga Tobing." 

Saat dia pamit duluan, saya pun tersenyum mempersilakan.

Sepulang dari ATM, saya berbagi cerita tentang kejadian itu di facebook, berharap orang lain juga lebih waspada terlebih punya pengalaman serupa. Beragam komentar saya terima, beberapa di antaranya berkata begini, "Benar, kita harus waspada apalagi pernah kejadian seorang ibu yang sudah tua dihipnotis, semua uangnya di BCA diambil dan tukang hipnotisnya mengaku kalau dia petugas BCA. Tapi kalau cerita barusan tadi sepertinya ibu itu sudah kenal, jadi beliau ramah berusaha ceplas ceplos, tp dirimu masih diam juga, nggak tegur beliau. Tahu-tahu dirimu karena takut kena hipnotis hahahahahaha..." 

Ada lagi yang berkomentar, "Kalau saya, was-was memang perlu. Tapi pikirannya dibalik aja. Apa yang ditanam, itu yg dituai. Jadi kalau selama ini kita menanam bibit yang baik, pasti Tuhan juga menghindari dan menjaga kita dari hal-hal yang tidak baik seperti hipnotis dan sebagainya."

Maafkan saya Tuhan, sudah curiga sebelumnya pada Si Ibu Hutabarat. Ternyata Si Ibu tulus menyapa karena mengenal saya. Tapi memang kita harus waspada, jangan ada modus di antara kita, ya kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun