Kesimpulan
Orang mengukur keberhasilan kehidupan dengan bermacam-macam cara sesuai dengan tradisi atau budaya masyarakatnya. Orang jawa misalnya, seseorang disebut sukses dalam hiudpnya secara gradual ketika telah bekerja, menikah, memiliki rumah, kendaraan, simbol kekuatan dan dapat menyalurkan hobi.Â
Maslow, membagi kebutuhan manusia menjadi beberapa tingkat, mulai kebutuhan bersifat fisiologis, rasa aman, kebutuhan memiliki dan sosial, penghargaan, status dan aktualisasi diri. Oleh karenanya, ketaqwaan bukanlah sekadar hal materialistik semata akan tetapi aktualisasi keimanan dari ketaqwaan menjadi akhlak dan amal solih.
Sebagian orang telah mulai sadar bahwa kebahagiaan tidak cukup diraih dengan hanya berbekalkan harta atau jabatan. Sekalipun kelebihan di bidang tersebut tetap dianggap penting, tetapi bukan segalanya. Saat ini orang mulai merasakan betapa pentingnya kekayaan lain, berupa keluhuran budi pekerti dan kedalaman spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H